Usia Tucker jauh melebihi angka harapan hidup rata-rata di AS, yang rata-rata mencapai 77,5 tahun. Baginya, umur panjang tidak hanya anugerah genetik dari orang tuanya, melainkan juga hasil dari pola hidup yang didukung dengan asupan gizi seimbang, alkohol, dan kebahagiaan yang cukup.
Menurutnya, seseorang harus memiliki tujuan hidup dan tidak hanya membiarkan dirinya pasif dalam masa pensiun di usia tua. Bahkan, Tucker terus melakukan praktik sebagai dokter hingga berusia 100 tahun dan baru berhenti setelah tempat bekerjanya ditutup.
“Pensiun, menurut saya, adalah musuh umur panjang. Anda harus memiliki tujuan hidup dan bangun di pagi hari serta mengetahui apa yang akan Anda lakukan,” kata Tucker.
Namun, jika memilih pensiun, Tucker menyarankan agar tetap aktif menjalankan hobi atau bahkan pekerjaan sukarela.
"Jika mereka pensiun dari pekerjaan, mereka setidaknya harus melakukan sesuatu sebagai hobi, baik itu pekerjaan bersama atau hobi pribadi. Otak perlu distimulasi setiap hari," ujar dia.
Dilansir dari New York Post, nasihat Tucker tidak hanya berasal dari pengalaman pribadinya, tetapi juga didukung dengan pengetahuan. Penelitian menunjukkan bahwa dengan memiliki tujuan hidup, terus belajar, memecahkan masalah, memelihara kreativitas, dan menjaga perhatian adalah kunci untuk tetap tajam secara mental hingga usia tua.