Pejalan kaki memakai masker pelindung menyeberangi sebuah jalan saat pandemik COVID-19 di Seoul, Korea Selatan, pada 28 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-Ji/
Sementara, pemerintah Korea Selatan melalui Kementerian Pendidikan mengaku tidak bisa berbuat banyak atau bahkan memberikan uang tunai kepada seluruh universitas. Oleh karena itu, pihak kampus diminta menyelesaikan masalah ini melalui komunikasi dengan para mahasiswa.
"[Kementerian] merasa menyesal karena mahasiswa tak bisa menghadiri kelas secara langsung karena virus corona. [Kementerian] juga bersimpati dengan universitas-universitas yang anggaran mereka terdampak oleh karantina, kelas jarak jauh serta turunnya jumlah mahasiswa asing," kata seorang pejabat kementerian.
"Namun, persoalan biaya kuliah adalah sesuatu yang universitas dan mahasiswa harus diselesaikan melalui komunikasi. Kementerian akan melakukan yang terbaik untuk memberikan alternatif masuk akal guna membantu menyelesaikan kesulitan di kedua belah pihak," lanjutnya.
Kementerian Pendidikan menjelaskan sedang berencana menerima laporan keuangan dari kampus-kampus untuk ditinjau ulang. Berikutnya, kementerian baru bisa memberikan bantuan.
Sedangkan mayoritas universitas mengaku sulit memenuhi permintaan mahasiswa karena anggaran mereka habis untuk fasilitas kelas jarak jauh, penyemprotan disinfektan dan program karantina di asrama kampus.