Korea Selatan: Korea Utara Ledakkan Kantor Gabungan di Perbatasan

Seoul, IDN Times - Korea Selatan melaporkan, Korea Utara baru saja meledakkan sebuah kantor penghubungan gabungan kedua negara di kota perbatasan Kaesong pada Selasa (16/6). Seperti dilaporkan kantor berita Yonhap, Kementerian Unifikasi Korea mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.49 waktu setempat.
Ini menjadikan situasi di Semenanjung Peninsula kian memanas. Dalam beberapa hari terakhir, Korea Utara mengirimkan ancaman kepada Korea Selatan terkait protes anti-Pyongyang yang turut melibatkan para pembelot. Mereka menyebarluaskan pamflet propaganda berisi perlawanan terhadap rezim Kim Jong-un.
1. Kim Yo-jong sempat memperingatkan soal kejadian ini

Pada Sabtu malam (13/6), adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong, sempat mengancam bahwa pihaknya akan menghancurkan kantor tersebut.
"Tak lama lagi, sebuah pemandangan tragis dari kantor penghubung gabungan Utara-Selatan yang tak berguna benar-benar runtuh akan terlihat," kata dia.
Militer Korea Selatan mengatakan, asap membumbung dan suara ledakan terdengar dari Kaesong. Kantor itu sendiri ada setelah pertemuan bersejarah antara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada 2018 lalu. Kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik sehingga kantor itu didirikan untuk berfungsi seperti kedutaan besar.
2. Korea Utara mengecam Korea Selatan karena mengizinkan propaganda anti-Pyongyang

Tensi antara Korea Utara dan Korea Selatan baru-baru ini terjadi karena Pyongyang menilai Seoul gagal menekan propaganda terhadap negara tersebut. Beberapa waktu lalu, para aktivis Korea Selatan dan pembelot Korea Utara bersama-sama menerbangkan balon-balon berisi pamflet ke arah perbatasan.
Tulisan dalam pamflet itu menyebut Kim Jong-un sebagai "iblis". Ia dikutuk untuk bernasib sama dengan diktator-diktator seperti Saddam Hussein di Irak dan Muammar Khadafi di Libya yang mati mengenaskan. Pemerintah Korea Utara menyebut aksi ini adalah provokasi yang lebih buruk dari tembakan senjata.
Korea Utara pun memutus semua jalur komunikasi dengan Korea Selatan. Menurut kantor berita Korea Utara, Kim Yo-jong berada di balik keputusan tersebut.
3. Seoul berusaha meredam dengan menggugat dua pembangkang

Sebagai upaya mendinginkan relasi dengan Korea Utara, Korea Selatan mengambil jalur yang tidak biasa. Moon menegaskan, pemerintahnya berjanji akan melakukan tindakan keras secara menyeluruh terhadap siapa pun yang berusaha melanjutkan penyebarluasan dan pengiriman pamflet propaganda tersebut.
Minggu lalu, Korea Selatan menggugat dua kakak-beradik yang merupakan pembangkang Korea Utara yang disebut termasuk dalam pelaku propaganda. Bahkan, muncul laporan pemerintah berupaya membuat legislasi untuk melarang aksi tersebut.
Mengutip The New York Times, salah satu yang digugat adalah Park Sang-hak. Ia mengaku sangat marah dengan sikap Pemerintah Korea Selatan yang mencoba menghentikannya. Sedangkan warga di perbatasan dibuat geram karena pamflet-pamflet itu mengotori kampung mereka.