Imbas Kasus Flu Burung, Singapura Tangguhkan Impor Unggas dari Jepang

Jakarta, IDN Times - Singapura menangguhkan impor unggas mentah dan produk unggas dari empat prefektur di Jepang, yakni Saga, Ibaraki, Saitama, dan Kagoshima.
Tindakan tersebut diambil oleh Badan Pangan Singapura (SFA) menyusul laporan wabah flu burung dengan patogenisitas tinggi (Highly Pathogenic Avian Influenza/HPAI) baru-baru ini.
"Produk unggas yang telah diberi perlakuan panas guna menonaktifkan virus flu burung yang sangat patogen (HPAI) dan yang sesuai pedoman Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, dikecualikan dari larangan tersebut," demikian bunyi surat edaran SFA tertanggal 8 Desember, dikutip dari The Straits Times pada Sabtu (9/12/2023).
1. Imbauan SFA menghadapi kasus flu burung di Singapura
SFA juga bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di industri makanan, untuk mendiversifikasi sumber makanan yang umum dikonsumsi, termasuk ayam.
Menurut badan tersebut, hal ini untuk memastikan gangguan dari satu sumber tidak berdampak terlalu parah pada Singapura. Ini karena importir dapat beralih ke sumber alternatif untuk menjaga stabilitas pasokan pangan negara. SFA juga mendorong konsumen untuk fleksibel dalam memilih makanan, jika terjadi gangguan.
SFA mengimbau kepada peternakan unggas dan rumah potong hewan di Singapura untuk menerapkan langkah-langkah biosekuriti, seperti mencegah kontak burung liar dengan kawanan unggas mereka.
SFA mengatakan, konsumen sebaiknya memasak unggas hingga matang untuk meminimalkan risiko tertular flu burung. Mereka harus mencuci tangan dengan sabun setelah menangani produk unggas mentah.
Berdasarkan data SFA tahun 2022, Singapura menyetujui 30 negara sebagai sumber unggas yang meliputi ayam, bebek, kalkun, angsa, dan burung puyuh. Brasil, Malaysia, dan Amerika Serikat (AS) adalah sumber utama ayam untuk Singapura.