Ilustrasi bendera Rusia. (instagram.com/lyric_poetry)
Rusia disebut sebagai salah satu pasar terbesar TikTok dengan hampir 55 juta pengguna atau satu per tiga jumlah penduduk di negara Eurasia itu. Keputusan dari TikTok ini juga berdampak pada kreator, yang mendapatkan uang dari aplikasi tersebut.
Salah seorang kreator TikTok mengatakan pada Vice News, bahwa selain tidak dapat memosting video baru, mereka juga tidak dapat melihat konten dari pengguna yang berasal dari luar negeri. Para kreator juga sudah memberikan bukti klaimnya bahwa konten tersebut memang dibatasi.
Menurut juru bicara TikTok, Hilary McQuaide mengatakan aplikasi di Rusia memang hanya tersedia dalam mode view-only. Hal ini membuat pengguna tidak dapat memosting video baru ataupun menggunakan livestream, tapi mereka dapat melihat video-video lama yang berasal dari dalam negeri.
Perusahaan video-sharing yang tergabung dalam perusahaan induk ByteDance itu tidak ingin mengakibatkan pekerja ataupun pengguna di Rusia untuk mendapatkan resiko hukuman penjara. Pasalnya, beberapa pemrotes yang turun ke jalan di Moskow, St. Petersburg, dan beberapa kota lainnya untuk memortes invasi Ukraina menggunakan sosial media untuk menyebarluaskan aksinya.