India-China Sepakat Segera Selesaikan Masalah Perbatasan

Intinya sih...
- Kementerian Luar Negeri India dan China bertemu untuk menyelesaikan masalah perbatasan di ASEAN.
- Menlu India dan China sepakat bekerja dengan tujuan dan urgensi untuk mencapai pelepasan diri sesegera mungkin.
- India mengumumkan pengucuran anggaran 90 miliar rupee untuk mempercepat pembangunan PLTA di Arunachal Pradesh, meningkatkan ketegangan dengan China.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri India mengumumkan pertemuan Menteri Luar Negeri (Menlu) Subrahmanyam Jaishankar, dan Menlu China Wang Yi untuk menyelesaikan masalah perbatasan sesegera mungkin. Pembicaraan tersebut dilakukan oleh para Menlu di sela-sela pertemuan puncak ASEAN di Vientiane, Laos pada Kamis (25/7/2024).
Kementerian Luar Negeri India mengatakan kedua menlu sepakat tentang perlunya bekerja dengan tujuan dan urgensi. Hal itu untuk mencapai pelepasan secara menyeluruh sesegera mungkin, dilansir The Straits Times.
1. India-China harus menghormati Garis Kontrol Aktual
Sementara itu, Jaishankar menuturkan bahwa merupakan kepentingan bersama untuk menstabilkan dan melanjutkan diskusi tentang hubungan bilateral New Delhi-Beijing.
"Kondisi perbatasan akan tercermin pada kondisi hubungan kita," kata Jaishankar dalam unggahannya di X.
"Menyepakati perlunya memberikan panduan yang kuat untuk menyelesaikan proses pelepasan diri. Harus memastikan penghormatan penuh terhadap Garis Kontrol Aktual (LAC) dan perjanjian-perjanjian sebelumnya," sambungnya.
Pembicaraan para menteri ini terjadi hanya tiga minggu setelah pertemuan terakhir mereka di Kazakhstan. Saat itu, Wang mengatakan kedua negara harus menangani dan mengendalikan situasi di daerah perbatasan sambil melanjutkan pertukaran normal di daerah lain.
2. India-China sepakat menjaga perdamaian di wilayah perbatasan
Sementara itu, Wang mengatakan dalam menghadapi situasi internasional yang kompleks saat ini dan tantangan global yang erat, kedua negara harus memperkuat dialog dan komunikasi, meningkatkan saling pengertian, dan kepercayaan.
"Kedua pihak hendaknya berupaya untuk meningkatkan dan mengembangkan hubungan China-India secara baik dan berkelanjutan dengan upaya mengatasi perbedaan dan gesekan," kata Wang, seraya menambahkan bahwa hubungan tersebut memiliki dampak penting yang melampaui lingkup bilateral, dikutip dari CGTN.
Wang menggarisbawahi bahwa kembalinya hubungan Beijing-New Delhi ke jalur yang benar melayani kepentingan kedua belah pihak dan juga merupakan harapan bersama negara-negara di Global South.
Wang dan Jaishankar sepakat untuk bekerja sama menjaga perdamaian di wilayah perbatasan dan mendorong kemajuan baru dalam konsultasi urusan perbatasan. Kedua pihak menyatakan akan memperkuat komunikasi dalam Platform Kerja Sama Asia Timur, Organisasi Kerja Sama Shanghai, G20, BRICS, dan kerangka kerja lainnya.
3. India menggelontorkan dana fantastis untuk bangun PLTA di wilayah sengketa dengan China
Baru-baru ini, India mengumumkan bahwa pihaknya akan mengucurkan anggaran sebesar 90 miliar rupee (sekitar Rp17,5 triliun) untuk mempercepat pembangunan 12 proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di negara bagian Arunachal Pradesh di Himalaya timur laut. Hal ini dinilai sebagai langkah yang dapat meningkatkan ketegangan dengan China, yang juga mengklaim wilayah tersebut.
New Delhi mengklaim Arunachal Pradesh sebagai bagian integral dari negaranya, tetapi Beijing mengklaim wilayah itu merupakan bagian dari Tibet selatan dan telah menolak proyek infrastruktur India lainnya di sana, Reuters melaporkan.
Kedua negara bersenjata nuklir tersebut telah memperkuat posisi dan mengerahkan pasukan, serta peralatan tambahan di sepanjang perbatasan sejak bentrokan militer pada Juli 2020 yang mengakibatkan 20 tentara India dan 4 tentara China tewas.
India-China telah menjadi tetangga yang tidak akur selama beberapa dekade setelah perang perbatasan berdarah pada 1962. Kedua negara berbagi perbatasan de facto sepanjang 3.440 km yang disengketakan di sepanjang Himalaya, di mana sebagian besar tidak jelas batasnya.