Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

India Selatan Waspada Usai Kematian akibat Virus Nipah

bendera India (pexels.com/Studio Art Smile)
bendera India (pexels.com/Studio Art Smile)

Jakarta, IDN Times - Otoritas kesehatan di negara bagian Kerala, India, telah mengeluarkan peringatan setelah anak laki-laki berusia 14 tahun meninggal akibat virus Nipah.

“Anak laki-laki yang terinfeksi meninggal pada Minggu setelah serangan jantung,” kata Menteri kesehatan negara bagian tersebut, Veena George, pada Minggu (21/7/2024).

Ia menambahkan bahwa anak itu berasal dari kota Pandikkad dan siapapun yang melakukan kontak dengannya telah diisolasi dan diuji. Masyarakat di daerah tersebut juga telah diminta untuk mengambil tindakan pencegahan, seperti memakai masker di tempat umum dan tidak mengunjungi orang di rumah sakit, dilansir BBC.

1. Sekitar 60 orang masuk dalam kategori risiko tinggi

Dilansir NDTV, anak laki-laki itu meninggal hanya sehari setelah dia dipastikan mengidap virus tersebut.

Departemen Kesehatan Kerala mengatakan, 214 orang yang melakukan kontak dengan korban sedang dalam pengawasan. Dari jumlah tersebut, 60 di antaranya termasuk dalam kategori berisiko tinggi. Institusi kesehatan telah mendirikan bangsal isolasi untuk merawat mereka.

Nipah telah dikaitkan dengan kematian puluhan orang di Kerala sejak kemunculan pertamanya di negara bagian tersebut pada 2018.

2. Tingkat kematian akibat virus Nipah berkisah 40-75 persen

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan dari hewan seperti babi dan kelelawar buah ke manusia. Penyakit ini dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau kontak dengan orang yang terinfeksi.

WHO telah mengkategorikan virus ini sebagai patogen prioritas karena kemampuannya untuk memicu wabah. 

Gejala awal sering kali berupa demam, sakit kepala, dan nyeri otot, dengan masa inkubasi berkisar antara 5-14 hari setelah paparan. Seiring perkembangan penyakit, gejala dapat meningkat menjadi ensefalitis (peradangan otak), kejang, dan kebingungan. Masalah pernapasan seperti batuk dan sakit tenggorokan juga mungkin muncul.

Dalam kasus yang parah, virus ini dapat menyebabkan koma dan kematian, dengan tingkat kematian dapat mencapai 40-75 persen tergantung pada wabahnya.

Saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan untuk menangkal infeksi ini. Tim medis umumnya berfokus pada perawatan suportif, termasuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta menangani gejala yang muncul.

3. Beberapa wilayah di Kerala berisiko terdampak virus Nipah

Beberapa wilayah di Kerala termasuk yang paling berisiko secara global terkena virus ini. Laporan investigasi Reuters tahun lalu mengungkapkan bahwa Kerala, yang mengalami pesatnya urbanisasi dan penggundulan hutan, telah menciptakan kondisi ideal bagi munculnya virus seperti Nipah.

Para ahli mengatakan bahwa hilangnya habitat telah menyebabkan hewan-hewan hidup lebih berdekatan dengan manusia. Kondisi ini pada akhirnya mempermudah penularan virus dari hewan ke manusia.

Pemerintah negara bagian baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka sedang membuat rencana untuk mencegah wabah Nipah. Tahun lalu, pihak berwenang di Kerala menutup sekolah dan kantor usia mengonfirmasi lima kasus infeksi virus tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us