Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendara India (unsplash.com/Naveed Ahmed)
bendara India (unsplash.com/Naveed Ahmed)

Intinya sih...

  • Lebih dari 20 ribu pekerja India dikirim ke Israel sejak Oktober 2023 untuk menggantikan pekerja Palestina yang terkena dampak perang di Gaza.

  • Pekerja India tertarik dengan upah yang lebih tinggi di Israel, tetapi serikat pekerja India khawatirkan keselamatan para pekerja di tengah konflik Israel-Palestina.

  • Meskipun India memiliki pertumbuhan ekonomi cepat, ketimpangan pendapatan di negara tersebut masih cukup tinggi, mendorong ribuan warga India untuk bekerja di luar negeri.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Lebih dari 20 ribu pekerja India telah dikirim ke Israel untuk menggantikan pekerja Palestina sejak perang di Gaza meletus pada Oktober 2023. Dari jumlah tersebut, 6.774 di antaranya diberangkatkan berdasarkan perjanjian kerangka kerja bilateral Israel-India.

“Berdasarkan Perjanjian Kerangka Kerja bilateral, hingga 1 Juli 2025, sebanyak 6.774 pekerja India telah tiba di Israel untuk bekerja. Jumlah ini terdiri dari 6.730 warga India di sektor konstruksi dan 44 warga India yang bekerja sebagai perawat, sesuai dengan permintaan pihak Israel,” kata Menteri Negara di Kementerian Luar Negeri, Kirti Vardhan Singh, pekan lalu.

Selain itu, hampir 7 ribu orang juga direkrut sebagai perawat, dan sekitar 6.400 lainnya bekerja di sektor konstruksi melalui jalur swasta, dilansir dari Hindustan Times.

1. Para pekerja India tergiur dengan upah yang lebih tinggi

Perang Israel di Gaza telah memukul perekonomian negara Yahudi tersebut. Pembatalan izin kerja lebih dari 70 ribu warga Palestina juga menyebabkan kekurangan tenaga kerja di beberapa sektor. Sektor konstruksi, khususnya, dengan cepat terhenti karena kekurangan tenaga kerja yang memicu kenaikan biaya.

Menanggapi krisis ini, Asosiasi Pembangun Israel mendesak pemerintah untuk merekrut pekerja dari India pada November 2023. Dalam beberapa bulan berikutnya, ribuan pekerja konstruksi India mulai mengantri di pusat-pusat perekrutan di berbagai negara bagian, berharap dapat mendapatkan pekerjaan di Israel.

Menurut Dynamic Staffing Services, sebuah agen perekrutan India yang mengklaim telah membawa ribuan pekerja konstruksi ke Israel, para pekerja tertarik dengan upah yang bisa mencapai tiga kali lipat dari yang biasa mereka dapatkan di India.

“Dulu, Israel bergantung pada pekerja Palestina dan migran dari negara lain, tetapi situasi politik telah meninggalkan kekosongan besar. Sebagai akibat dari kebutuhan mendesak ini, Israel telah meminta bantuan dari India, dan hubungan ini secara bertahap menjadi dasar proses rekonstruksi negara tersebut,” kata lembaga tersebut dalam sebuah pernyataan pada Februari 2025, dikutip dari MEE.

2. Serikat pekerja India khawatirkan keselamatan para pekerja

Sementara itu, Dewan Serikat Pekerja Pusat Seluruh India (AICCTU) menolak upaya merekrut pekerja India di tengah berlangsungnya perang Israel di Gaza. Mereka menyerukan kepada para pekerja agar menolak program perekrutan tersebut.

“Kami mengajak semua pekerja untuk menolak ‘proyek bunuh diri’ semacam itu yang akan membawa penderitaan besar dan risiko bagi nyawa mereka!” kata serikat pekerja tersebut.

Sebelumnya, seorang pekerja pertanian terbunuh saat konflik Israel-Lebanon pada Maret 2024. Pemerintah menyebutkan bahwa pekerja tersebut tewas akibat serangan dari Lebanon.

“Tiga warga India mengalami luka, satu akibat serangan roket dari Gaza pada 7 Oktober 2023 dan dua lainnya dalam serangan dari Lebanon pada Maret 2024," kata pemerintah.

3. Ketimpangan pendapatan masih cukup tinggi di India

Meskipun India termasuk salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, studi dari World Inequality Lab pada 2024 mengungkap bahwa ketimpangan pendapatan di negara tersebut juga tergolong yang tertinggi di dunia.

Selama bertahun-tahun, ribuan warga India telah melakukan perjalanan ke Israel untuk bekerja sebagai perawat, pedagang berlian, dan profesional TI. Pada 2022, warga India menjadi kelompok pelajar asing terbanyak di Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team