Gerakan Boikot Produk AS Bergema di India akibat Tarif Trump

- Eksekutif bisnis India serukan kampanye produk lokal.
- Swadeshi Jagran Manch gelar aksi protes nasional.
- Modi serukan kemandirian teknologi di Bengaluru.
Jakarta, IDN Times - Seruan boikot terhadap produk-produk Amerika Serikat (AS) semakin menguat di India setelah Presiden Donald Trump mengenakan tarif punitif hingga 50 persen terhadap barang-barang dari India. Gerakan ini dipicu oleh sentimen anti-Amerika yang dibangkitkan para eksekutif bisnis dan pendukung Perdana Menteri Narendra Modi.
Dari perusahaan raksasa seperti McDonald's, Coca-Cola, Amazon, hingga Apple, berbagai multinasional AS menghadapi tekanan boikot di negara dengan populasi terbesar dunia ini. India merupakan pasar kunci bagi brand-brand AS yang telah berkembang pesat untuk menargetkan basis konsumen yang terus bertumbuh.
1. Eksekutif bisnis India serukan kampanye produk lokal
Manish Chowdhary, co-founder perusahaan kosmetik India Wow Skin Science, mengunggah pesan video di LinkedIn pada Senin (11/8/2025), yang mengajak dukungan untuk petani dan startup lokal agar "Made in India" menjadi obsesi global. Chowdhary mencontohkan Korea Selatan yang produk makanan dan kecantikannya terkenal di seluruh dunia.
"Kita telah mengantri untuk produk dari ribuan mil jauhnya. Kita dengan bangga menghabiskan uang untuk merek yang tidak kita miliki, sementara produsen lokal kita berjuang mendapat perhatian di negara sendiri," ujar Chowdhary, dilansir Business Standard.
Rahm Shastry, CEO perusahaan penyedia driver panggilan DriveU India, juga menulis di LinkedIn seruan untuk menciptakan ekosistem teknologi yang mandiri.
"India harus memiliki Twitter/Google/YouTube/WhatsApp/FB buatan sendiri seperti yang dimiliki China," ujarnya, dilansir Arab News.
2. Swadeshi Jagran Manch gelar aksi protes nasional
Kelompok Swadeshi Jagran Manch yang terkait dengan Bharatiya Janata Party (BJP) pada Minggu (10/8/2025), menggelar aksi unjuk rasa kecil di seluruh India untuk mengajak masyarakat memboikot merek-merek AS. Kelompok ini merupakan bagian dari organisasi yang mendukung pemerintahan Modi.
"Orang-orang kini mulai melirik produk-produk India. Ini akan membutuhkan waktu untuk berbuah," kata Ashwani Mahajan, co-convenor kelompok tersebut, dilansir Reuters.
"Ini adalah panggilan untuk nasionalisme, patriotisme." tambahnya.
Mahajan juga membagikan tabel berisi daftar merek India untuk sabun mandi, pasta gigi, dan minuman dingin yang bisa dipilih masyarakat sebagai alternatif produk asing. Di media sosial, salah satu kampanye mereka menampilkan grafis bertajuk "Boycott foreign food chains" dengan logo McDonald's dan banyak merek restoran lainnya.
3. Modi serukan kemandirian teknologi di Bengaluru
Perdana Menteri Modi membuat seruan khusus untuk menjadi mandiri dalam sebuah pertemuan di Bengaluru, menyatakan bahwa perusahaan teknologi India membuat produk untuk dunia. Modi tidak menyebutkan nama perusahaan tertentu dalam pidatonya.
Pada Senin (11/8/2025), meskipun protes anti-Amerika terus bergejolak, Tesla justru meluncurkan showroom keduanya di New Delhi dengan kehadiran pejabat kementerian perdagangan India dan kedutaan besar AS. Hal ini menunjukkan kompleksitas hubungan perdagangan antara kedua negara.