Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Bendera Inggris (freepik.com/gpointstudio)
Ilustrasi Bendera Inggris (freepik.com/gpointstudio)

Intinya sih...

  • Rencana nasional melibatkan seluruh pasukan kepolisian Inggris dan Wales

  • 1.300 penangkapan terhadap pelaku kejahatan serius menggunakan LFR

  • Kritik keras dari kelompok hak sipil

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Inggris mengumumkan pada Kamis (4/12/2025), rencana memperluas penggunaan teknologi pengenalan wajah untuk seluruh kepolisian. Teknologi face recognition akan menjadi alat pendukung utama operasi kepolisian.

Kebijakan ini disampaikan sebagai langkah memperkuat penegakan hukum dalam mengejar pelaku kejahatan. Pemerintah juga memastikan bahwa perluasan penggunaan teknologi ini akan berada di bawah pengawasan regulasi baru.

1. Rencana nasional yang melibatkan seluruh pasukan kepolisian Inggris dan Wales

Inggris menyatakan bahwa penggunaan sistem pengenalan wajah langsung (LFR) akan diperluas ke seluruh pasukan kepolisian di Inggris dan Wales. Rencana tersebut mencakup penerapan di beberapa yurisdiksi yang sebelumnya belum menggunakan teknologi ini. Menteri Kepolisian Inggris, Sarah Jones, menyebut teknologi ini sebagai terobosan besar dalam penegakan hukum.

“Hal ini telah membantu mengamankan ribuan penjahat berbahaya dari jalanan kita,” ujarnya, dilansir The Sun.

Pemerintah juga mengusulkan pembentukan satu otoritas tunggal untuk mengawasi pemakaian teknologi pengenalan wajah di seluruh negeri. Sebagai bagian dari proses tersebut, konsultasi publik selama 10 minggu akan dilakukan untuk menampung masukan terkait regulasi, privasi, dan hak sipil.

2. 1.300 penangkapan terhadap pelaku kejahatan serius menggunakan LFR

Menurut laporan resmi, dalam dua tahun terakhir Metropolitan Police di London telah menggunakan LFR dan mencatat sekitar 1.300 penangkapan terhadap pelaku kejahatan serius, mulai dari perampokan, kekerasan, hingga kejahatan seksual.

Teknologi ini dipakai tidak hanya melalui van mobile, tetapi juga dalam investigasi berbasis rekaman CCTV, kamera pintu, dan rekaman video lainnya. Hal ini memungkinkan polisi untuk menelusuri jejak pelaku kejahatan lebih cepat dan luas.

Menurut pimpinan nasional untuk program LFR di kepolisian, Lindsey Chiswick, teknologi ini telah membantu menangkap ribuan penjahat berbahaya dari jalanan dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi daripada metode tradisional.

3. Kritik keras dari kelompok hak sipil

Namun, langkah ekspansi ini menuai kritik keras dari kelompok hak sipil seperti Big Brother Watch. Mereka memperingatkan bahwa pemakaian luas LFR bisa berubah menjadi pengawasan massal terhadap warga sipil.

“Pengawasan wajah secara real-time dapat menjadi akhir dari privasi seperti yang kita kenal,” kata Silkie Carlo, direktur Big Brother Watch, dilansir The Herald.

Menurut Liberty Investigates dan sejumlah media, pada 2024 sistem kamera pengenalan wajah memindai jutaan orang di ruang publik, sehingga setiap warga berisiko diperlakukan sebagai tersangka tanpa alasan jelas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team