Ilustrasi jabat tangan (Unsplash.com/Cytonn Photography)
Dilansir BBC, Protokol Irlandia Utara membantu mencegah pemeriksaan di sepanjang perbatasan darat antara Irlandia Utara (di Inggris Raya) dan Republik Irlandia (di UE). Selama berlangsungnya negosiasi Brexit, semua pihak sepakat bahwa melindungi kesepakatan damai Irlandia Utara 1998 (the Good Friday agreement) merupakan prioritas mutlak.
Bagian dari itu berarti menjaga perbatasan darat tetap terbuka dan menghindari infrastruktur baru, seperti kamera dan pos perbatasan. Ini mudah dilakukan ketika Irlandia dan Irlandia Utara adalah bagian dari UE, yang mana mereka secara otomatis berbagi aturan UE yang sama tentang perdagangan dan tidak diperlukan pemeriksaan untuk barang yang bepergian dari satu negara ke negara lain.
Akan tetapi, pengaturan baru diperlukan setelah Brexit. Hal ini disebabkan karena UE mengharuskan banyak barang, seperti susu dan telur untuk diperiksa saat tiba dari negara non-UE, sementara beberapa produk, seperti daging dingin, tidak diizinkan masuk sama sekali.
Di bawah protokol tersebut, disepakati bahwa Irlandia Utara akan terus mengikuti aturan UE perihal standar produk yang dikenal sebagai pasar tunggal guna mencegah pemeriksaan di sepanjang perbatasan. Sebagai gantinya, pemeriksaan akan dilakukan pada barang yang masuk ke Irlandia Utara dari Inggris, Skotlandia, atau Wales.
Inspeksi dilakukan di pelabuhan Irlandia Utara dan dokumen pabean harus diisi. Hal tersebut telah memicu kritik bahwa perbatasan baru telah dibuat secara efektif di Laut Irlandia, di mana perjanjian tersebut mulai berlaku pada 1 Januari 2021 dan sekarang menjadi bagian dari hukum internasional.