Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Inggris. (Unsplash.com/simon frederick)

Jakarta, IDN Times - Inggris, Uni Eropa (UE), dan Kanada pada Selasa (29/10/2024) mengumumkan sanksi yang menargetkan akses militer Myanmar ke material, peralatan, dan dana militer. Tindakan tersebut akan membatasi kemampuan militer Myanmar untuk melakukan serangan udara terhadap warga sipil.

Inggris mengatakan bahwa sanksi terbaru itu ditujukan terhadap enam entitas yang terlibat dalam penyediaan bahan bakar penerbangan untuk militer Myanmar atau dalam penyediaan barang-barang terlarang. Ini termasuk suku cadang pesawat terbang.

Sanksi terbaru memperkuat tindakan sebelumnya terhadap pemasok bahan bakar penerbangan untuk militer Myanmar dan melibatkan pembekuan aset yang akan melarang transaksi keuangan oleh entitas tersebut.

1. Inggris telah mengucurkan Rp3 triliun untuk kemanusiaan sejak kudeta di Myanmar

Inggris akan terus bekerja sama dengan para mitra untuk membatasi penjualan dan transfer senjata, serta pendanaan kepada militer Myanmar. 

"Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di seluruh Myanmar, termasuk serangan udara terhadap infrastruktur sipil oleh militer Myanmar tidak dapat diterima dan dampaknya terhadap warga sipil yang tidak bersalah tidak dapat ditoleransi," kata Catherine West, Menteri Inggris untuk kawasan Indo-Pasifik.

Sejak kudeta, Inggris telah menyediakan lebih dari 150 juta pound sterling (sekitar Rp3 triliun) untuk bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa, perawatan kesehatan, pendidikan, juga dukungan bagi masyarakat sipil dan masyarakat lokal di Myanmar, dikutip dari laman resmi Pemerintah Inggris.

2. Pemberian sanksi atas pelanggaran HAM dan melemahkan junta militer

Editorial Team

EditorRahmah N

Tonton lebih seru di