Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_7910.jpeg
Founder FPCI Dino Patti Djalal dalam INZS 2025. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Intinya sih...

  • Dino berharap pemerintah serius dalam mencapai target energi terbarukan, membutuhkan implementasi kebijakan kuat.

  • Aktivis iklim harus memastikan program pemerintah sejalan dengan target emisi nol, serta membentuk Dewan Iklim Presidensial.

  • INZS 2025 mengangkat tema ‘Raising Indonesia’s Game: Staying Climate-Focused in Times of Great Distraction’ dan diharapkan menjadi momentum strategis konsolidasi iklim nasional.

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto dianggap bisa menjadi Presiden Net-Zero Climate di akhir masa jabatannya. Klaim tersebut dilayangkan pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal, dalam konferensi iklim terbesar Indonesia, ‘Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2025’.

"Saya pikir warisan historis Presiden Prabowo di akhir masa jabatan pertama atau keduanya seharusnya adalah sebagai presiden iklim nol bersih," kata Dino dalam pembukaan INZS 2025 di Djakarta Theater, Jakarta, Sabtu (26/7/2025).

Hal tersebut bukan tanpa dasar, Dino menjelaskan, Presiden Prabowo telah memberikan kabar terbaik bagi krisis iklim Indonesia.

"Kini, bagi kami di Indonesia, kabar baik, atau terbaik, datang dari Presiden Prabowo Subianto sendiri," tuturnya.

Dino mengatakan, Prabowo menjamin dalam KTT G20 di Rio de Janeiro Brasil, Indonesia akan mencapai 100 persen energi terbarukan dalam 10 tahun ke depan. Bagi Dino, hal tersebut tidak mustahil karena Brasil sudah mencapai 90 persen energi terbarukan.

"Jika Indonesia mencapainya, itu berarti dua negara besar dunia, Brasil dan Indonesia, salah satu negara paling berpengaruh dalam hal emisi global, akan mencapai tujuan yang sangat penting. Kami harap juga, dapat diikuti oleh negara-negara maju," ujar Dino.

1. Harapan bagi pemerintah Indonesia

Founder FPCI Dino Patti Djalal dalam INZS 2025. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Dino menyampaikan harapannya agar pemerintah Indonesia serius dalam menggarap target ini. Sebab, Prabowo merupakan konsep yang hebat dan membutuhkan implementasi kebijakan kuat.

"Saya harap akan ada rapat kabinet untuk mencapai kebijakan multisektoral yang terkoordinasi terkait perubahan iklim agar target 100 persen energi terbarukan tercapai,” kata Dino.

Sejumlah masalah memang masih jadi tantangan buat Indonesia dalam mewujudkan ambisi itu. Namun, PLN selaku salah satu pemangku kepentingan energi terbarukan di Indonesia, telah berkomitmen demi mewujudkan misi Prabowo.

"Saya tahu ada banyak masalah politik, teknis, ekonomi, bisnis, dan sebagainya. Oleh karena itu, sangat sulit untuk meningkatkan energi terbarukan dalam bauran energi kita. Mungkin hanya akan berhenti di angka 12 atau 13 persen. Saya pikir PLN harus sepenuhnya selaras dan mengimplementasikan target 100 persen energi terbarukan Presiden Prabowo," ujar Dino.

2. Program Prabowo harus selaras dengan ambisi nol bersih

Founder FPCI, Dino Patti Djalal dalam INZS 2025. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Dino menyatakan para aktivis iklim harus memastikan prioritas ekonomi pemerintah sejalan dan selaras dengan target emisi nol. Maka dari itu, dia menyarankan ada Dewan Iklim Presidensial yang diawasi langsung oleh Prabowo. Pembentukan dewan ini bertujuan memastikan penerapan kebijakan yang kuat, pasalnya bisa terabaikan dalam persaingan birokrasi atau kurangnya tindakan.

"Baik itu makan bergizi gratis, tiga juta rumah baru, ketahanan pangan, dan sebagainya, sepenuhnya harus selaras dengan ambisi nol bersih kita," ujar Dino.

Selain itu, Dino menyarankan agar Indonesia menjadi bagian dari koalisi negara-negara progresif iklim yang memastikan keberhasilan COP di Brasil dan Australia.

"Saya pikir warisan historis Presiden Prabowo di akhir masa jabatan pertama atau keduanya seharusnya adalah sebagai presiden iklim nol bersih," katanya.

3. Apa itu INZS?

Indonesia Net Zero Summit. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2025, kembali digelar pada Sabtu, (26/7/2025) di Djakarta Theatre XXI, Jakarta Pusat. INZS tahun ini mengangkat tema ‘Raising Indonesia’s Game: Staying Climate-Focused in Times of Great Distraction’.

Forum yang diinisiasi Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) ini diharapkan menjadi momentum strategis konsolidasi iklim nasional. Forum ini mempertemukan lebih dari 6.000 peserta dan 130+ organisasi mitra dari seluruh Indonesia dan dunia.

Dilakukan setiap tahun, INZS dapat menjadi wadah advokasi iklim nasional yang mampu menjembatani ambisi pemerintah dan partisipasi publik dalam menyelamatkan masa depan bumi.

Editorial Team