Dilansi Middle East Eye, Saleh Ahmed, seorang anggota komisi pemerintah yang ditugaskan untuk mengidentifikasi sisa-sisa kerangka tubuh korban mengatakan pekerjaan itu dilakukan dalam kondisi yang sulit, karena kondisi yang panas dan beberapa bagian jenazah terjerat, dan ada ular dan kalajengking di mana-mana.
Dalam mengindentifikasi korban pembantaian tersebut 100 keluarga telah memberikan sampel darah di ibu kota, dan puluhan lainnya telah melakukannya di empat provinsi selatan.
Irak telah berjuang untuk mengidentifikasi sisa-sisa orang dari beberapa episode kekerasan dalam sejarah baru-baru ini, dan masih menemukan kuburan massal dari rezim diktator Saddam Hussein yang dieksekusi.
Pada bulan Februari negara itu menemukan sisa-sisa 104 Yazidi yang dibunuh oleh militan ISIS pada bulan Agustus 2014 dan dikembalikan ke desa mereka, Kojo, di distrik Sinjar di provinsi Niniwe untuk dimakamkan. Mayat-mayat itu baru saja kembali dari Baghdad setelah selesainya prosedur pemeriksaan dan identifikasi.
Dalam pembantaian itu menurut keterangan para penyintas bahwa ISIS telah memblokir jalan antara Kojo dan Gunung Sinjar, dan mengepung desa itu selama 11 hari sebelum menyerbunya dan membawa eksekusi massal pria dan wanita tua Yazidi yang menolak untuk pindah dari agama Yazidi ke Islam.
Pada tanggal 15 Agustus 2014, setidaknya 2.700 pria Yazidi telah terbunuh, lebih dari 6.400 wanita dan anak-anak telah diculik, 350 ribu orang telah mengungsi dan lebih dari 80 kuburan massal digali untuk menguburkan para korban Yazidi.