Pasukan Angkatan Udara AS mengendarai F-15E pada 16 Oktober 2023. (commons.wikimedia.org/Olivia Gibson, free license)
Pada Selasa, BBC News mengungkap bahwa setidaknya 30 pesawat militer AS telah dipindahkan dari pangkalan di AS ke Eropa selama tiga hari terakhir.
Justin Bronk, Analis Senior Di Lembaga Pemikir Royal United Services Institute (Rusi), mengatakan bahwa pengerahan pasukan tersebut tampaknya menunjukkan bahwa AS tengah menyiapkan rencana darurat untuk mendukung operasi tempur intensif di kawasan tersebut dalam beberapa minggu mendatang.
Tujuh pesawat yang dilacak oleh BBC Verify telah melanjutkan perjalanan dan menurut data pelacakan penerbangan dapat terlihat terbang di sebelah timur Sisilia pada Selasa sore. Enam pesawat tidak memiliki tujuan yang jelas, satu mendarat di Pulau Kreta, Yunani.
Pergerakan pesawat itu terjadi di tengah laporan bahwa AS juga telah memindahkan kapal induk, USS Nimitz, dari Laut Cina Selatan ke Timur Tengah. MarineTraffic, situs web pelacakan kapal, menunjukkan bahwa lokasi terakhir USS Nimitz adalah di Selat Malaka menuju Singapura pada Selasa pagi. Nimitz membawa kontingen jet tempur dan dikawal oleh beberapa kapal perusak berpeluru kendali.
"Tidak ada kata terlambat untuk tidak memulai perang," kata Rosemary Kelanic dari lembaga pemikir Defense Priorities yang berpusat di Washington.
Ia memperingatkan bahwa intervensi AS hanya akan melipatgandakan dorongan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir lebih lanjut.