Anak-anak di Gaza. (twitter.com/@UNICEF)
Isu ketidakstabilan telah memecah belah partai-partai yang berkuasa di Irak. Semua partai bersimpati terhadap perjuangan rakyat Palestina dan memandang Israel sebagai musuh. Namun, di sisi lain, mereka enggan untuk terlibat dalam konfrontasi regional.
Anggota parlemen Syiah dari aliansi yang berkuasa, Ahmed Kenani, menyebut bahwa para pemimpin Syiah telah membahas risiko dampak dari serangan terhadap Israel dan kemungkinan pembalasan Israel selama dua pertemuan pada Oktober. Pemain kunci dalam koalisi Syiah memandang konfrontasi langsung dengan Israel sebagai kontraproduktif dan berisiko merusak Irak
“Kelompok-kelompok yang memiliki roket dan pesawat tanpa awak harus pergi ke Gaza dan Lebanon untuk memerangi Israel daripada mendorong Irak menuju kehancuran,” kata penasihat PM Irak, Abul Ameer Thuaiban.
Ketua lembaga pemikir Sumeria Foundation, Mohammed Shummary, mengatakan konflik regional yang berkembang berisiko menarik partai-partai Muslim Syiah Irak dalam perang. Banyak dari mereka yang bersenjata lengkap dan berisiko terlibat ke dalam konfrontasi yang awalnya tidak banyak diminati.
"Mereka terpecah antara mempertahankan keputusan mereka untuk menjauhkan Irak dari konfrontasi dan komitmen ideologis dan politik mereka terhadap Syiah Lebanon dan poros perlawanan yang lebih luas, di tengah agresi Israel yang telah melewati semua batas merah yang diizinkan," katanya kepada Reuters.