demonstrasi dukungan untuk Iran (Unsplash.com/Artin Bakhan)
Anak-anak yang berada di tahanan adalah mereka yang mengikuti protes membela Mahsa Amini, yang tewas setelah ditahan polisi moral. Iran mengaku menahan lebih dari 22 ribu orang selama protes, tapi tidak menyebutkan secara rinci berapa di antara mereka yang berusia anak.
Kini, mereka disebut menjadi sasaran penyiksaan brutal, seperti dicambuk, disetrum, dipukul, hingga disiksa secara seksual.
"Menjijikkan bahwa pejabat telah menggunakan kekuasaan seperti itu secara kriminal atas anak-anak yang rentan dan ketakutan, menimbulkan rasa sakit dan penderitaan yang parah pada mereka dan keluarga mereka dan meninggalkan mereka dengan luka fisik dan mental," kata Diana Eltahawy, pejabat Amnesti, dikutip dari Deutsche Welle.
Seorang penyintas menceritakan pengalamannya kepada Amnesty. Dia mengatakan bahwa agen negara telah melakukan penyetruman dan memukul wajah dengan punggung senjata.
"Mereka mengancam bahwa jika kami memberi tahu siapa pun, mereka akan (menahan kami lagi), melakukan lebih buruk lagi, dan menyerahkan mayat kami kepada keluarga kami," kata penyintas tersebut.