Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hukuman mati (unsplash.com/Shang Zhou)
ilustrasi hukuman mati (unsplash.com/Shang Zhou)

Intinya sih...

  • Identitas mata-mata Israel tidak diungkap.

  • Kasus spionase Israel menambah daftar eksekusi di Iran.

  • Serangan terpisah dan kritik terhadap kebijakan eksekusi Iran.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN TimesIran melaksanakan hukuman mati terhadap seorang pria yang dituduh menjadi mata-mata untuk Mossad, badan intelijen Israel, pada Sabtu (18/10/2025). Eksekusi dilakukan di Penjara Qom, sekitar 120 kilometer selatan ibu kota Tehran, setelah Mahkamah Agung menolak permohonan grasi dan mengesahkan vonis. Ini menjadi eksekusi kedua terkait kasus spionase Israel dalam waktu kurang dari sebulan.

Kazem Mousavi, kepala kejaksaan wilayah Qom, mengatakan eksekusi itu dilakukan sesuai keputusan Mahkamah Agung.

“Eksekusi mata-mata ini… dilakukan setelah konfirmasi oleh Mahkamah Agung dan penolakan permintaan pengampunannya di Penjara Qom,” ujarnya, dikutip dari Mizan Online.

Dilansir dari The Hindu, pria tersebut dinyatakan bersalah atas moharebeh, istilah yang berarti permusuhan terhadap Tuhan, yang dikategorikan sebagai ancaman serius bagi keamanan nasional Iran.

1. Aktivitas intelijen dimulai sejak Oktober 2023

ilustrasi Email (pexels.com/Maksim Goncharenok)

Identitas pria yang dieksekusi itu tidak diungkap, tetapi pihak berwenang menyebut ia mulai bekerja untuk Mossad pada Oktober 2023. Ia ditangkap antara Januari dan Februari 2024 setelah mengaku telah berhubungan dengan petugas Mossad dan mengirimkan informasi rahasia melalui jalur daring. Ia juga mengaku menerima bayaran atas aktivitas tersebut.

Menurut laporan situs resmi kejaksaan, Mizan Online, pria itu menjalankan berbagai misi di wilayah Iran atas perintah langsung badan intelijen Israel. Pemerintah Iran menyatakan eksekusi terhadap agen semacam ini diperlukan untuk menjaga keamanan nasional. Pejabat di Tehran menuding Israel berada di balik sejumlah serangan rahasia, termasuk pembunuhan ilmuwan nuklir di dalam negeri.

2. Gelombang eksekusi kasus spionase di Iran

Kasus ini menambah daftar panjang eksekusi terhadap individu yang dituduh bekerja untuk Israel. Sebelumnya, pada 29 September 2025, Iran menggantung Bahman Choubi-asl, seorang ahli basis data yang didakwa memberikan informasi rahasia kepada Mossad dalam pertemuan luar negeri. Hanya sepekan kemudian, enam pria lainnya dieksekusi di provinsi Khuzestan atas tuduhan melakukan serangan bersenjata dan pengeboman atas perintah badan intelijen Israel, dilansir dari Iran Internasional.

Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk hak asasi manusia di Iran mencatat sedikitnya 12 orang telah dieksekusi sepanjang 2025 karena tuduhan spionase. Dari jumlah itu, sembilan di antaranya dilakukan setelah serangan militer Israel pada 13 Juni 2025 yang memicu ketegangan baru di kawasan.

3. Serangan terpisah dan kritik terhadap kebijakan eksekusi Iran

ilustrasi bendera iran (pexels.com/aboodi vesakaran)

Dilansir dari NDTV, dalam insiden terpisah, Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) melaporkan empat pemimpin suku tewas akibat serangan di provinsi Sistan-Baluchistan. IRGC menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok bayaran yang memiliki keterkaitan dengan Israel, tanpa menyebutkan identitas pelaku secara spesifik.

Sementara itu, kelompok hak asasi manusia seperti Amnesty International dan negara-negara Barat menyoroti kebijakan eksekusi Iran. Mereka menilai banyak vonis dijatuhkan berdasarkan pengakuan paksa dan proses pengadilan tertutup tanpa pendampingan hukum independen. Namun, pihak Iran menolak tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa mereka yang dieksekusi adalah agen dinas intelijen musuh yang terlibat dalam aksi terorisme serta sabotase terhadap keamanan negara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team