Badan WFP PBB melakukan pengisian stok bantuan untuk wilayah Gaza. (twitter.com/@WFP)
Sementara itu, Israel di sisi lain, menolak laporan yang dikeluarkan PBB kemarin. Kementerian Luar Negeri Israel menuduh Hamas telah terlibat lebih dalam di UNRWA.
“Jika lebih dari 2.135 pegawai UNRWA adalah anggota Hamas dan Jihad Islam, dan 1/5 kepala sekolah UNRWA adalah aktivis Hamas, maka masalah UNRWA-Gaza bukanlah masalah beberapa apel buruk. Itu adalah pohon beracun dan busuk yang akarnya adalah Hamas,” tulis Kementerian Luar Negeri Israel, dikutip Times of Israel.
Dengan tanpa bukti yang memadai, Israel mengatakan laporan PBB tersebut tidak benar.
“Ini bukanlah investigasi yang benar dan komprehensif. Seperti inilah keinginan untuk menghindari masalah dan tidak menyebutnya begitu saja,” kata pernyataan itu.
Israel berulang kali menyerukan agar posisi UNRWA di Gaza diganti. Pemerintah Israel mengatakan bahwa negara-negara donor harus mengarahkan dana mereka ke organisasi kemanusiaan lainnya.
Hingga saat ini, dampak dari terpotongnya pendanaan terhadap UNRWA begitu terasa di Gaza. Jutaan orang mengalami krisis akibat tidak tercukupinya kebutuhan dasar.
Per hari ini, 23 April 2024, jumlah korban tewas di Gaza mencapai 34.183 menurut data Kementerian Kesehatan Palestina. Sebanyak 77.143 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel yang berkelanjutan. Sejauh ini belum ada tanda-tanda gencatan senjata akan dicapai.