Ilustrasi umat muslim ( unsplash.com/Mufid Majnun )
Selama bertahun-tahun, para pembela hak asasi manusia telah menyuarakan keprihatinan tentang stigma yang dihadapi oleh umat Muslim dan orang Arab. Beberapa orang menyamakan komunitas tersebut dengan kelompok bersenjata dan menyebabkan Islamofobia meluas.
Saat ini, banyak aktivis pro-Palestina, termasuk di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat, telah mengeluh dan mengatakan bahwa advokasi mereka untuk hak-hak Palestina secara keliru dicap oleh para pengkritik mereka sebagai dukungan untuk Hamas di Gaza.
Dalam beberapa minggu terakhir, pengawas hak asasi manusia telah menerbitkan data yang mencatat rekor tingkat insiden kebencian anti-Muslim dan ujaran kebencian di negara-negara antara lain, seperti Inggris, AS, dan India.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan bahwa 8.658 pengaduan mengenai insiden anti-Muslim dan anti-Arab tahun lalu, yang mewakili peningkatan sebesar 7,4 persen dari tahun ke tahun, merupakan jumlah tertinggi sejak kelompok tersebut mulai mengumpulkan data pada 1996.