Jakarta, IDN Times - Krisis air bersih semakin memperburuk penderitaan pengungsi Palestina di Jalur Gaza selama bulan suci Ramadan. Warga harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan air, yang digunakan untuk kebutuhan dasar seperti mencuci pakaian dan membersihkan diri.
“Setiap satu atau dua hari, truk air datang ke daerah tersebut, dan orang-orang berkumpul untuk mengisi air dari sana,” kata Kosai Hassouna kepada The National.
Ia ikut mengantre demi dapat mengisi embernya dengan 20 liter air, yang harus cukup untuk sehari.
Dia mengatakan bahwa truk hanya berhenti selama 30 menit, sehingga tidak ada cukup waktu bagi semua orang di sebelah barat kota Rafah untuk mendapatkan air. Hassouna dan lima kerabatnya tinggal di sebuah tenda di sebelah barat kota tersebut.
“Air yang sedikit ini tidak akan cukup untuk keperluan toilet, dan kami juga membutuhkan air untuk mencuci dan membersihkan diri,” ujarnya.