Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar. (dok. @IsraelHayomHeb)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Israel yang baru, Gideon Saar menolak keras mengakui Palestina sebagai negara. Bahkan, dia menyebut konsep Palestina sebagai negara tidak realistis.

"Saya menganggap bahwa pembentukan Negara Palestina ini tidak masuk akal dan kita harus realistis terhadap itu. Palestina akan menjadi negara Hamas," kata Saar, dikutip Channel News Asia, Selasa (12/11/2024)..

Komentar ini dia keluarkan untuk menanggapi kemerdekaan Palestina yang diminta oleh Arab Saudi, sebagai imbalan jika nanti ada normalisasi hubungan dengan Israel. Upaya normalisasi ini merupakan bagian dari Perjanjian Abraham 2020 yang kala itu terbentuk di bawah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

1. Harus ada keamanan dan stabilitas di Palestina

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Menteri Luar Negeri AS Antony Bliken (instagram.com/ secblinken)

Sementara itu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, bersikeras negaranya harus merdeka, lepas dari pendudukan Israel.

"Keamanan dan stabilitas hanya dapat dicapai dengan pembentukan kedaulatan dan kemerdekaan di tanah Palestina. Kami (PLO) mendorong terus untuk perdamaian dan kami akan terus bekerja untuk mencapainya," ujar Abbas.

2. KTT Luar Biasa OKI digelar di Saudi bahas Gaza dan Lebanon

Editorial Team

Tonton lebih seru di