Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi warga Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
ilustrasi warga Palestina di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)

Intinya sih...

  • 13 jenazah sandera Israel masih berada di Gaza

  • Hamas baru menyerahkan 15 dari 28 jenazah sandera Israel dalam tahap pertama perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS).

  • Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan sekitar 84 persen wilayah Palestina tersebut telah hancur menjadi puing-puing akibat dua tahun serangan intensif militer Israel.

  • Israel sebut Hamas tahu letak jenazah para sandera

  • Juru bicara pemerintah Israel mengklaim bahwa Hamas mengetahui lokasi jenazah para sandera.

  • Presiden AS, Donald Trump, memperingatkan bahwa ia memantau dengan cermat upaya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Israel telah mengizinkan tim dari Mesir dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk melintasi garis kuning di Gaza dalam upaya mencari jenazah sandera Israel yang tersisa. Garis kuning adalah garis imajiner yang memisahkan wilayah Gaza yang saat ini diduduki oleh pasukan Israel dari area yang telah mereka tinggalkan.

Juru bicara pemerintah Israel, pada Minggu (26/10/2025), mengatakan bahwa kedua tim tersebut akan menggunakan alat berat dan truk dalam proses pencarian.

“Israel akan tetap mempertahankan kendali keamanan secara keseluruhan atas Jalur Gaza, yang menandakan bahwa tentara Israel akan terus mengawasi operasi keamanan bahkan setelah fase pertempuran saat ini berakhir,” tambahnya, dikutip dari Anadalu.

Secara terpisah, media Israel melaporkan bahwa sejumlah anggota Hamas juga diizinkan memasuki wilayah Gaza yang dikuasai militer Israel untuk melakukan pencarian bersama tim mesir dan ICRC.

1. 13 jenazah sandera Israel masih berada di Gaza

Sejauh ini, Hamas baru menyerahkan 15 dari 28 jenazah sandera Israel dalam tahap pertama perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS), yang mewajibkan kelompok tersebut menyerahkan seluruh sandera yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023. Sebelumnya, seluruh 20 sandera yang masih hidup telah dipulangkan pada 13 Oktober lalu.

Hamas sebelumnya mengatakan bahwa mereka menghadapi kesulitan dalam menemukan jenazah para sandera, mengingat luasnya kerusakan di Gaza. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan sekitar 84 persen wilayah Palestina tersebut telah hancur menjadi puing-puing akibat dua tahu serangan intensif militer Israel.

Ketua Hamas, Khalil al Hayya, mengatakan bahwa kelompoknya telah memulai pencarian di daerah baru pada Minggu pagi.

2. Israel sebut Hamas tahu letak jenazah para sandera

Sementara itu, juru bicara pemerintah Israel mengklaim bahwa Hamas mengetahui lokasi jenazah para sandera.

“Israel mengetahui bahwa Hamas sebenarnya tahu di mana jenazah para sandera kami berada. Jika Hamas berupaya lebih keras, mereka akan mampu menemukan dan mengambil kembali jenazah para sandera kami,” ujarnya.

Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya juga memperingatkan bahwa ia memantau dengan cermat upaya Hamas dalam mengembalikan jenazah sandera yang tersisa.

“Beberapa jenazah sulit dijangkau, namun jenazah lainnya dapat dikembalikan sekarang, dan karena alasan tertentu, tidak. Mari kita lihat apa yang mereka lakukan dalam 48 jam ke depan. Saya mengamatinya dengan cermat," tulisnya di platform Truth Social miliknya pada Sabtu (25/10/2025).

3. Israel ingin tentukan sendiri pasukan asing mana akan dikerahkan ke Gaza

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa Israel akan menentukan pasukan asing mana yang rencananya akan dikerahkan ke Gaza untuk membantu mengamankan gencatan senjata.

“Kami mengendalikan keamanan kami sendiri, dan kami juga telah menegaskan bahwa terkait pasukan internasional, Israel yang akan menentukan pasukan mana yang tidak dapat kami terima. Inilah cara kami beroperasi dan akan terus beroperasi,” katanya saat membuka rapat kabinet, dikutip dari BBC.

Pada Jumat (24/10/2025), Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan bahwa banyak negara telah menawarkan diri untuk menjadi bagian dari pasukan tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa Israel harus merasa nyaman dengan negara-negara yang akan terlibat.

Dilansir dari The Guardian, Turki tampaknya tidak akan dilibatkan dalam dalam pasukan multinasional yang beranggotakan sekitar 5 ribu personel itu, setelah Israel secara tegas menolak keterlibatan pasukan Turki dalam misi tersebut. Meski demikian, masih belum jelas bagaimana pasukan tersebut dapat dikerahkan tanpa adanya kesepakatan dengan Hamas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team