Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)
Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Jakarta, IDN Times – Pasukan tank Israel kembali melancarkan serangan intens ketika memasuki wilayah Jabalia di Gaza Utara, Kamis (16/05/2024). Mereka harus menghadapi rentetan serangan Hamas di wilayah itu.

“Kami melemahkan Hamas,” klaim Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dilansir Reuters.

Lambatnya kemajuan serangan Israel menyoroti sulitnya mencapai tujuan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk memberantas kelompok tersebut.

Pertempuran juga kini masih berlangsung di Rafah, Gaza Selatan. Pasukan Israel di wilayah itu terus menggempur Gaza tanpa bergerak maju.

Sayap bersenjata Hamas dan sekutunya Jihad Islam telah mampu berperang di seluruh Gaza menggunakan terowongan yang dijaga ketat untuk melancarkan serangan di wilayah utara dan medan pertempuran baru seperti Rafah.

1. Israel menargetkan Hamas di wilayah sipil

Militer Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Israel mengatakan pihaknya telah memusnahkan banyak pihak bersenjata di Jabalia. Sementara di Kota Beit Hanoun, pasukan Israel mundur setelah buldoser menghancurkan pabrik dan properti di wilayah itu.

Di ujung selatan Gaza, tank-tank mempertahankan posisi mereka di wilayah timur dan pinggiran Rafah, sambil terus menekan dengan pengeboman udara dan darat.

Petugas medis mengatakan satu peluru tank Israel ditembakkan ke dalam Rafah yang menewaskan satu warga Palestina dan melukai lainnya. Penduduk mengatakan, sejumlah rumah di pinggir kota diledakkan oleh tentara setelah ada perintah evakuasi.

Israel mengklaim serangannya ditujukan kepada Hamas secara spesifik.

“Kami beroperasi di tempat yang kami tahu teroris Hamas bersembunyi, dan di tempat yang menurut kami dapat menemukan terowongan atau infrastruktur teror atau berbagai jenis amunisi,” kata juru bicara militer Letkol Nadav Shoshani.

2. Serangan balik Hamas kepada Israel

Ilustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs)

Sementara itu, sayap bersenjata Hamas mengatakan pejuangnya di Jabalia juga gencar melancarkan serangan balik terhadap Israel. Baru-baru ini, Hamas mengaklaim telah menghancurkan pengangkut pasukan Israel dengan roket anti-tank Al-Yassin 105 buatan lokal.

“Mereka melakukan pengeboman dengan gila-gilaan, menghancurkan rumah-rumah dan pasar utama di kamp tersebut,” kata salah satu warga.

Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, menegaskan bahwa pihaknya akan membela rakyatnya dengan segala cara.

Ketua Hamas, Ismail Haniyeh, juga mengatakan kelompoknya harus terus berperan dalam memperjuangkan Gaza. Kelompok ini telah memerintah Gaza sejak tahun 2007.

3. Desakan internasional untuk mengakhiri serangan

Protes terhadap bantuan AS untuk Israel dan kemerdekaan Palestina pada 15 Mei 2021 di San Francisco AS. (unsplash.com/Patrick Perkins)

Berbagai negara kini berupaya untuk mendesak Israel untuk menghentikan invasi daratnya ke Rafah. Terbaru, menteri luar negeri dari 13 negara telah menandatangani surat yang memperingatkan Israel untuk menghentikan invasi serta menjamin masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Dilansir Al Jazeera, selain Amerika Serikat, negara-negara anggota kelompok 7 atau G7 juga ikut menandatangani surat setebal 4 halaman itu.

Dalam surat yang dikirimkan kepada Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz, para menteri meminta pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk meringankan krisis kemanusiaan di Gaza dengan membuka semua perlintasan perbatasan untuk pasokan bantuan, termasuk penyeberangan Rafah dengan Mesir.

Krisis kemanusiaan kini semakin parah di Gaza. Rafah merupakan tempat perlindungan terakhir warga di Gaza selama perang berlangsung. Invasi ke Rafah akan membuat krisis semakin parah.

Jumlah korban tewas di Gaza sejauh ini berjumlah lebih dari 35 ribu jiwa. Belum ada tanda-tanda disepakatinya gencatan senjata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team