Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)
pemandangan reruntuhan di Gaza. (pixabay.com/hosnysalah)

Intinya sih...

  • Serangan Israel di Gaza tewaskan 38 warga Palestina, termasuk 11 anggota keluarga dalam satu serangan tank

  • Pelanggaran gencatan senjata meliputi penembakan, penangkapan, dan penggunaan drone quadcopter bersenjata

  • Israel menolak membuka perbatasan Rafah untuk masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times- Kantor Media Gaza menuduh Israel telah melakukan total 47 pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata yang efektif sejak 10 Oktober. Serangkaian pelanggaran ini dilaporkan telah menewaskan 38 warga Palestina dan melukai 143 lainnya, dilansir Anadolu Agency pada Sabtu (18/10/2025).

Kantor Media Gaza mendesak mediator internasional untuk segera menekan Israel agar menghentikan agresinya. Pelanggaran tersebut mencakup penembakan dan serangan yang disengaja terhadap warga sipil tak bersenjata.

1. Sekeluarga tewas akibat serangan Israel di garis kuning Gaza

Salah satu insiden paling mematikan oleh tentara Israel sejak gencatan senjata terjadi pada hari Jumat. Serangan tank Israel menewaskan 11 anggota dari satu keluarga Palestina saat mereka berada di dalam bus. Mereka dilaporkan sedang kembali ke rumahnya di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza, sebelum insiden mengerikan itu terjadi.

Militer Israel (IDF) berdalih bahwa tentaranya menembak karena kendaraan tersebut terlihat mencurigakan saat mendekat. Bus itu disebut melintasi "garis kuning," batas imajiner di wilayah yang masih diduduki oleh pasukan Israel di Gaza. Korban tewas termasuk tujuh orang anak dan tiga perempuan.

IDF mengklaim telah melepaskan tembakan peringatan tapi kendaraan itu terus mendekat, sehingga dianggap sebagai ancaman. Namun, garis kuning itu sendiri diketahui tidak memiliki penanda fisik yang jelas di lapangan.

“Saya yakin keluarga tersebut tidak dapat membedakan antara garis kuning dan merah karena tidak ada tanda fisiknya di lapangan,” ujar juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Basal, dilansir The Guardian.

2. Pelanggaran bervariasi dari serangan drone hingga penangkapan

Tentara Israel di Tepi Barat. (wikimedia/IDF Spokesperson's Unit)

Pelanggaran yang berhasil tercatat terdiri dari berbagai tindakan agresif terhadap warga sipil. Selain menembaki warga Palestina, tentara Israel juga melakukan sejumlah penangkapan.

Otoritas Gaza mencatat bahwa militer Israel menggunakan kendaraan tempur dan tank yang siaga di pinggiran permukiman. Mereka juga menggunakan electronic cranes yang dilengkapi sensor jarak jauh dan sistem penargetan untuk melakukan aksinya.

Pelanggaran juga dilakukan menggunakan drone quadcopter yang dipersenjatai untuk melepaskan tembakan langsung ke arah warga sipil. Pelanggaran semacam ini dilaporkan terjadi di seluruh wilayah Gaza.

Meskipun Israel telah mundur dari sebagian besar Kota Gaza, mereka masih mempertahankan kendali atas beberapa area. Misalnya, warga Palestina dilarang memasuki kota-kota utara seperti Beit Hanoun dan Beit Lahia, serta Kota Rafah dan area laut Gaza.

3. Israel tolak buka perbatasan Rafah untuk masuknya bantuan

perbatasan Rafah. (أشرف العناني from alshekh zwaed, egypt, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Israel dan Hamas saling menuduh satu sama lain melakukan pelanggaran gencatan senjata. Hamas mengecam Israel yang masih menutup perbatasan Rafah dan menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan.

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa perbatasan Rafah, yang penting untuk masuknya bantuan, akan tetap ditutup. Israel akan menutup jalur ini sampai Hamas menyerahkan semua jenazah sandera yang belum dikembalikan.

Hamas baru mengembalikan 12 dari 28 jenazah sandera Israel sejauh ini. Kelompok itu kesulitan mencari sisa jenazah yang terjebak di bawah puing-puing bangunan yang hancur.

"Sangat sulit, tim evakuasi di lapangan menghadapi tantangan luar biasa. Mereka tidak punya buldoser, truk, derek, dan peralatan berat,” kata Hani Mahmoud, jurnalis Al Jazeera.

Sementara itu, aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza masih berjalan lambat, meskipun gencatan senjata telah berlaku selama seminggu. Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan truk-truk berisi pasokan makanan yang cukup untuk tiga bulan masih tertahan di Yordania dan Mesir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team