Jakarta, IDN Times - Sistem layanan kesehatan di Gaza masih berada di ambang kehancuran meskipun gencatan senjata telah berlangsung selama hampir dua bulan. Para dokter mengaku kesulitan menyelamatkan nyawa pasien lantaran Israel masih melarang masuknya pasokan medis yang paling mendasar, seperti antibiotik, cairan infus, dan peralatan bedah
“Kami menghadapi situasi di mana 54 persen obat-obatan esensial tidak tersedia, dan 40 persen obat untuk keperluan operasi dan perawatan darurat — obat-obatan yang sangat kami andalkan untuk menangani korban luka — kini tidak ada,” kata Munir al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, kepada Al Jazeera.
