Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, tidak akan mengizinkan pasukan militer pemerintah Suriah yang baru beroperasi di wilayah selatan Damaskus. Pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu saat menghadiri upacara militer Israel pada Minggu (23/2/2025).
Netanyahu menuntut demiliterisasi penuh wilayah Suriah selatan, khususnya di provinsi Quneitra, Daraa, dan Suwayda. Tuntutan ini menambah ketegangan dengan Suriah yang kini dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS) setelah berhasil menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad pada Desember 2024.
Israel bergerak agresif memanfaatkan kejatuhan Assad dengan memperluas kehadiran militernya. Tel Aviv memperbesar zona penyangga antara Dataran Tinggi Golan yang didudukinya dan wilayah Suriah selatan.