Ilustrasi rumah sakit. (Unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography)
Dilansir Al Jazeera, meski Israel memerintahkan warga sipil melakukan evakuasi, tapi mereka yang berlindung takut keluar setelah ada laporan ada orang yang ditembak saat keluar. Tentara Israel juga menembaki orang-orang di dalam rumah sakit, termasuk seorang dokter dan perawat. Hal itu disampaikan para saksi mata dan organisasi kemanusiaan Medecins Sans Frontieres (MSF).
Guillemette Thomas dari MSF menyampaikan bahwa situasi di rumah sakit sudah kritis dan dalam 24 jam terakhir telah membuat keadaan di lapangan menjadi lebih “menakutkan”.
“Situasinya sangat kritis bagi pasien dan kami khawatir dengan masa depan mereka,” katanya, menambahkan ada sekitar 400 pasien berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan ada lebih dari 2.500 orang masih berada di dalam kompleks tersebut, termasuk pengungsi, pasien, petugas medis dan keluarga mereka.
“(Tentara Israel) mengirim seorang sandera dengan tangan diborgol ke rumah sakit dan memintanya memberi tahu kami bahwa kami harus mengungsi. Dan ketika orang-orang mulai mengungsi, mereka melepaskan tembakan dan menembaki orang-orang tersebut. Dan mereka juga membunuh sandera (yang mereka kirim ke dalam),” kata Dr Ahmed al-Moghrabi, kepala operasi plastik di Rumah Sakit Nasser.
Al-Moghrabi mengatakan ribuan orang, termasuk pasien yang sakit kritis telah ditahan di pos pemeriksaan Israel ketika mereka mencoba melarikan diri dari daerah tersebut. Dia juga menggambarkan situasi di rumah sakit berbahaya.