Lebih dari 45 ribu warga Palestina telah tewas sejak konflik dimulai pada 7 Oktober 2023, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza kini hidup dalam pengungsian yang memprihatinkan di tengah musim dingin.
Dilansir The Guardian, bayi berusia 20 hari bernama Jomaa al-Batran dilaporkan meninggal akibat hipotermia di Deir al-Balah, Gaza Tengah. Kakak kembar Jomaa, Ali, saat ini dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit Al-Aqsa yang juga menghadapi keterbatasan medis.
Israel menyangkal tuduhan bahwa mereka menerapkan kebijakan surrender or starve (menyerah atau kelaparan) di Gaza. Sebaliknya, Israel mengklaim bahwa operasi militer ini bertujuan mengeliminasi ancaman Hamas. Namun, banyak pihak internasional menganggap tindakan ini sebagai upaya untuk secara permanen mendepopulasi wilayah Gaza Utara.
Kondisi Gaza terus memburuk dengan serangan yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Organisasi internasional, termasuk WHO, mendesak perlindungan bagi warga sipil dan akses bantuan kemanusiaan yang lebih baik. Namun, tanpa solusi diplomatik yang konkret, penderitaan jutaan warga Gaza diperkirakan akan terus berlangsung.