Italia: Rusia Campur Tangan dalam Upaya Penggulingan PM Draghi

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Italia, Luigi Di Maio, pada Jumat (15/7/2022) mengungkapkan bahwa terdapat campur tangan Rusia atas krisis politik di negaranya. Ungkapan itu disampaikan setelah Perdana Menteri Mario Draghi menghadapi sidang mosi tidak percaya.
Pada sidang yang digelar Kamis, Draghi berhasil memenangkan pertarungan dengan perolehan suara 172-39. Meski demikian, pemerintah justru mengalami keraguan dalam kelanjutan koalisi setelah adanya boikot dari beberapa senator partai 5 Star Movement.
Situasi ini dikhawatirkan akan membawa Italia ke dalam bayang-bayang krisis politik. PM Draghi juga sudah menemui Presiden Sergio Mattarella untuk menentukan langkah ke depan yang akan diambil menyikapi masalah ini, dilansir Euronews.
1. Di Maio sebut Italia akan melemah jika pemerintahan kolaps
Tudingan yang dilayangkan Di Maio ini diungkapkan ketika ia diwawancarai oleh Politico. Sesuai pernyataannya, lelaki 36 tahun itu menyebut Rusia bergembira dan sedang merayakan krisis politik yang dialami Italia.
"Rusia sekarang merayakan kesuksesannya untuk membuat negara Barat lain jatuh. Sekarang saya ragu apakah kita dapat mengirimkan senjata ke Ukraina. Ini adalah salah satu dari banyak masalah besar kami," tutur Di Maio.
"Apabila pemerintah saat ini jatuh pada Rabu lalu, kami tidak punya kekuatan untuk menyetujui kontrak energi baru dan ini adalah masalah yang besar, sebab kami sudah dekat dengan musim dingin," paparnya.
Keterangan Di Maio menjelaskan bahwa kolapsnya pemerintahan, maka akan diambil alih oleh pemerintah sementara dengan kewenangan yang terbatas. Hal itu bisa berakibat pada kelumpuhan dan tidak dapat memasok senjata ke Ukraina, beserta merencanakan kontrak gas baru di tengah ancaman Rusia.