Ketua Kepala Staf Gabungan, Kim Seung-kyum, dan Komandan Pasukan Korea Selatan-AS, Paul LaCamera, menegaskan bahwa keduanya siap untuk menanggapi setiap ancaman atau provokasi dari Korea Utara.
Dewan Keamanan Nasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) Korea Selatan telah mengadakan pertemuan darurat, untuk membahas langkah-langkah menanggapi tindakan Pyongyang. Serangan itu dianggap sebagai provokasi dan melanggar resolusi DK PBB.
Menteri Pertahanan Jepang, Yasuka Hamada, memperkirakan rudal tersebut mencapai ketinggian maksimum pada 50 kilometer dan terbang pada lintasan yang tidak teratur. Dia menambahkan, rudal itu jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang dan tidak memengaruhi lalu lintas udara.
"Jika Anda memasukkan peluncuran rudal jelajah, ini adalah peluncuran ke-19, yang merupakan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Hamada, dikutip dari Reuters.
"Tindakan Korea Utara merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan negara kita, kawasan dan komunitas internasional dan melakukan ini saat invasi Ukraina berlangsung tidak dapat dimaafkan," lanjut dia, seraya menambahkan bahwa Jepang telah menyampaikan protes melalui kedutaan Korea Utara di Beijing.
Analis mengatakan, tekanan yang dihadapi Korea Utara membuat pihaknya melakukan rentetan uji coba rudal jarak pendek dalam beberapa tahun terakhir.