Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Toshimitsu Motegi, Menteri Luar Negeri Jepang. twitter.com/moteging

Jakarta, IDN Times - Jepang mengancam akan membekukan seluruh bantuan luar negerinya kepada Myanmar, apabila junta militer tetap menggunakan kekerasan terhadap gerakan sipil anti-kudeta.

Dilansir Channel News Asia, Jepang merupakan negara pendonor utama bagi Myanmar. Sebelumnya, Tokyo telah menangguhkan bantuan barunya setelah pemerintahan sipil di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi dilengserkan.

"Kami tidak ingin melakukan itu sama sekali, tetapi kami harus menyatakan dengan tegas bahwa akan sulit untuk melanjutkannya dalam keadaan seperti ini," kata Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi kepada surat kabar Nikkei, Jumat (21/5/2021).
 

1. Salah satu upaya untuk menekan Myanmar

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Sejak kudeta dilancarkan oleh fraksi militer yang dipimpin oleh Jenderal Min Aung Hlaing, kekerasan terhadap warga sipil tak kunjung berhenti, bahkan setelah pertemuan dengan para pemimpin Asia Tenggara yang menghasilkan konsensus lima poin pada 24 April 2021 silam.

Motegi menjelaskan, ancaman Jepang kepada Myanmar adalah keberpihakan Negeri Sakura terhadap nilai-nilai demokrasi.

"Sebagai negara yang mendukung demokratisasi Myanmar dengan berbagai cara, dan sebagai sahabat, kita harus mewakili masyarakat internasional dan menyampaikannya dengan jelas," tambah dia.
 

2. Nilai bantuan Jepang pada 2019 mencapai Rp24 triliun

Editorial Team

Tonton lebih seru di