Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (twitter.com/kishida230)
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (twitter.com/kishida230)

Jakarta, IDN Times - Jepang menandai peringatan ke-77 atas menyerahnya negara tersebut dalam Perang Dunia II pada Senin (15/8/2022). Momentum ini merupakan momentum untuk membangun dunia yang damai di tengah invasi Rusia di Ukraina yang berlangsung selama hampir enam bulan.

Peringatan ini juga memiliki tujuan lain untuk mengenang sekitar 2,3 juta personel militer dan 800 ribu warga sipil yang tewas dalam Perang Dunia II. Para keluarga korban juga diketahui berbondong-bondong untuk berkunjung ke Pemakaman Nasional Chidorigafuchi. 

1. Ucapan PM Jepang dan Kaisar Jepang dalam peringatan berakhirnya perang yang ke-77

Dalam pidatonya, Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, akan berjuang untuk mempromosikan perdamaian. "Di bawah bendera kontribusi proaktif untuk perdamaian, kami akan bergabung dengan komunitas internasional dan melakukan upaya habis-habisan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dunia," kata Perdana Menteri Fumio Kishida, dilansir Kyodo News

Kishida menyebutkan "dunia yang dihadapkan dengan konflik yang tak henti-hentinya." Tampaknya perkatannya tersebut mengacu pada perang di Ukraina dan ketegangan China-Amerika Serikat. 

Sementara itu, Kaisar Naruhito, menyatakan penyesalan yang mendalam untuk masa lalu perang Jepang. "Merefleksikan masa lalu kita dan mengingat perasaan penyesalan yang mendalam, saya sungguh-sungguh berharap bahwa kerusakan akibat perang tidak akan pernah terulang lagi," kata Kaisar Naruhito. 

2. PM Kishida enggan menyinggung agresi militer Jepang ke negara lain

Sekitar 900 peserta mengheningkan cipta selama satu menit pada siang hari selama upacara yang diadakan di arena Budokan. Sebelum pandemi, peserta tamu undangan biasanya berada di sekitar angka 5.000. 

Namun, semenjak adanya pandemi COVID-19, jumlah peserta dikurangi secara signifikan. Selain itu, tidak ada nyanyian lagu kebangsaan dan para tamu diwajibkan untuk mengenakan masker. 

Pidato yang disampaikan oleh PM Kishida sebagian besar berfokus pada kerusakan yang diderita Jepang di wilayahnya akibat pemboman atom AS di Hiroshima dan Nagasaki, pemboman besar-besaran di seluruh Jepang, dan pertempuran darat berdarah di Okinawa. PM Kishida enggan menyinggung agresi militer Jepang yang juga telah menewaskan banyak orang di negara lain. 

3. Rata-rata usia para tamu undangan adalah 70 tahun

Kenichi Otsuki, perwakilan kerabat korban dalam upacara ini, mengatakan dalam pidatonya bahwa dunia masih menyaksikan keluarga yang berduka dalam konflik seperti invasi Rusia ke Ukraina. Invasi Rusia memang menjadi salah satu perhatian tersendiri bagi bagi masyarakat Jepang. 

"Kita harus menyadari lagi bahwa perang bukanlah sesuatu di masa lalu yang jauh tetapi sesuatu yang dekat dengan kita," kata Otsuki. Otsuki merupakan korban kehilangan ayahnya di China akibat perang. Otsuki berjanji untuk terus mewariskan cerita tragedi perang dan berharganya perdamaian kepada generasi mendatang.

Kerabat korban perang yang menghadiri upacara tahunan itu sudah tua dengan usia di atas 70 tahun. Tamu undangan tertua di antara kerabat korban yang menghadiri acara tersebut adalah Takuji Sawasaki.

Sawasaki merupakan seorang penduduk Hiroshima yang berusia 95 tahun. Dia kehilangan dua saudara laki-lakinya akibat peristiwa bom atom Hiroshima.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team