Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Jepang (unsplash.com/Roméo A.)
Bendera Jepang (unsplash.com/Roméo A.)

Intinya sih...

  • China memperingatkan warga untuk tidak bepergian ke Jepang

  • Imbauan larangan perjalanan dikeluarkan karena pernyataan provokatif Perdana Menteri Jepang terkait Taiwan

  • Perbedaan pandangan antara Jepang dan China harus disikapi dengan komunikasi berlapis demi menjaga keharmonisan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Jepang menyampaikan protes resmi kepada China pada Sabtu (15/11/2025), setelah Beijing mengimbau warganya untuk menghindari perjalanan ke Jepang. Langkah ini muncul akibat ketegangan yang meningkat setelah Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, memberikan pernyataan terkait Taiwan.

Jepang menegaskan pentingnya menjaga komunikasi yang berlapis antara kedua negara untuk meredam ketegangan dan memastikan hubungan bilateral tetap stabil di tengah situasi yang sensitif.

1. China memperingatkan warga negaranya untuk tidak bepergian ke Jepang

China pada Jum'at (14/11/2025), secara resmi memperingatkan warga negaranya untuk tidak bepergian ke Jepang. Imbauan ini dikeluarkan karena pernyataan Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, yang dianggap provokatif terkait situasi Taiwan, yang menyebabkan ketegangan diplomatik.

Menteri Kabinet Jepang, Minoru Kihara, mengatakan bahwa Jepang telah menyampaikan pesan kuat kepada China untuk mengambil tindakan yang tepat.

"Kami telah menyampaikan pesan kepada China dan dengan tegas memintanya untuk mengambil tindakan yang sesuai," ujarnya, dilansir Kyodo News.

2. Alasan China keluarkan imbauan larangan perjalanan ke Jepang

Imbauan larangan perjalanan ini dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri China serta perwakilan diplomatiknya di Jepang. Mereka menyatakan bahwa komentar Perdana Menteri Takaichi merusak suasana pertukaran antar warga dan menyebut adanya risiko terhadap keselamatan warga China di Jepang.

Sebelumnya, Takaichi mengindikasikan kemungkinan intervensi militer Jepang jika China menggunakan kekerasan terhadap Taiwan, yang sangat tidak disetujui Beijing. China menilai pernyataan tersebut melanggar prinsip Satu China dan ikut campur dalam urusan dalam negeri China.

3. Perbedaan pandangan antara Jepang dan China

Minoru Kihara menegaskan bahwa perbedaan pandangan antara Jepang dan China harus disikapi dengan komunikasi berlapis demi menjaga keharmonisan.

"Pandangan China tidak sejalan dengan pemahaman Jepang. Karena perbedaan itu, komunikasi multi lapis sangat penting," katanya, dilansir Bloomberg.

Langkah ini juga diiringi kebijakan maskapai penerbangan besar China yang menawarkan pengembalian penuh tiket penerbangan ke Jepang hingga akhir tahun 2025, sebagai konsekuensi dari ketegangan tersebut. Meski begitu, pemerintah Jepang tetap mendesak China mengambil langkah yang sesuai agar hubungan kedua negara tidak semakin memburuk.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team