Ilustrasi bendera Jerman. (pexels.com/Ingo Joseph)
Dilansir Al Jazeera, Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengatakan bahwa Jerman siap untuk melihat ke depan dengan lebih percaya diri terkait COVID-19 dan akan melonggarkan pembatasan karena gelombang infeksi dari varian virus corona, yakni Omicron tampaknya telah melewati puncaknya. Namun, dia juga mengingatkan pandemi belum berakhir.
Pasca pertemuan dengan para kepala negara bagian pada hari Rabu (16/2/2022), disepakati rencana tiga tahap, pemerintah setuju untuk mencabut pembatasan pertemuan pribadi di dalam ruangan bagi mereka yang divaksinasi atau pulih dari virus dalam beberapa hari, serta pemeriksaan di toko-toko non-esensial untuk bukti vaksinasi atau hasil tes negatif akan dihentikan, tetapi masker tetap diperlukan.
"Setelah dua tahun yang panjang ini, kami pantas mendapatkan sesuatu yang entah bagaimana membaik lagi dan sepertinya itulah yang kami miliki di depan kami," ungkap Scholz kepada wartawan setelah pertemuan.
Pada hari Rabu, Jerman melaporkan bahwa terdapat 219.972 kasus baru virus corona setiap hari, di mana turun 6 persen dibandingkan dengan hari yang sama pekan lalu. Kasus infeksi tujuh hari per 100.000 orang juga turun menjadi 1.401 dari 1.438 pada hari Selasa.
Mulai 4 Maret, ukuran maksimum yang diizinkan untuk acara di luar ruangan akan meningkat menjadi 25.000 orang. Klub malam, hotel, restoran, akan dibuka kembali untuk mereka yang telah menerima tiga dosis vaksin, sementara mereka yang memiliki dua dosis vaksin akan diizinkan masuk dengan tes negatif COVID-19.
Nantinya, mulai 20 Maret semua pembatasan utama, termasuk persyaratan untuk bekerja dari rumah, akan berakhir, tetapi persyaratan untuk menjaga jarak dan memakai masker di dalam ruangan dan transportasi umum akan tetap berlaku setelah 19 Maret.