Melansir Associated Press, Scholz dalam pidato video mingguannya mengatakan saat ini ada protes yang sedang berlangsung di Iran, dipicu kematian Mahsa Amini, sorang wanita berusia 22 tahun, yang tewas pada 16 September setelah ditahan oleh polisi moralitas Iran karena tidak mengenakan hijab dengan benar.
Namun kanselir mengatakan saat ini protes tidak lagi hanya masalah aturan pakaian, tapi telah berkembang menjadi perjuangan untuk kebebasan dan keadilan. Protes telah berkembang menjadi salah satu tantangan berkelanjutan terbesar bagi Iran sejak revolusi di negara itu pada 1979.
Pemimpin Jerman itu mengecam perlakuan keras pihak berwenang di Iran terhadap demonstran yang menyebabkan banyaknya pengunjuk rasa tewas.
"Kami hampir tidak dapat membayangkan seberapa besar keberanian yang dibutuhkan. Lebih dari 300 tewas, puluhan hukuman mati dan lebih dari 14 ribu penangkapan. Sejauh ini. Mereka yang berdemonstrasi menentang penindasan di Iran mempertaruhkan nyawa mereka dan seringkali juga nyawa orang yang mereka cintai, dan menghadapi kemungkinan penyiksaan dan puluhan tahun penjara,” katanya.
Kanselir imengatakan saat ini ratusan ribu orang di Jerman, yang memiliki keturunan Iran khawatir dengan kondisi kerabat mereka dan terkejut dan muak dengan apa yang dilakukan rezim Mullah terhadap demonstran. Dia menekankan bahwa pemerintah Iran bertanggung jawab penuh atas serentetan kekerasan tersebut.