Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi hadiri COP26 di Glasgow (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo mempertanyakan kontribusi negara-negara maju untuk negara yang mempunyai lahan hijau luas, serta potensi laut untuk menyumbang karbon, seperti Indonesia. Jokowi menuturkan, negara seperti Indonesia membutuhkan dukungan dan kontribusi dari internasional, terutama dari negara-negara maju.

Jokowi juga berkomitmen bahwa Indonesia akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif, serta pembiayaan campuran, obligasi hijau dan sukuk hijau.

“Penyediaan pendanaan iklim dengan mitra negara maju merupakan game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara berkembang. Indonesia akan dapat berkontribusi lebih cepat bagi net zero emission dunia. Pertanyaannya, seberapa besar kontribusi negara maju untuk kami? Transfer teknologi apa yang bisa diberikan?” kata Jokowi di KTT COP26 Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11/2021).

1. Jokowi klaim laju deforestasi RI turun signifikan pada 2020

Presiden Jokowi hadiri COP26 di Glasgow (dok. Biro Pers Kepresidenan)

Kemudian, Jokowi menjelaskan bahwa dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim. Maka dari itu, dibutuhkan solidaritas, kemitraan, kerja sama, dan kolaborasi global.

"Laju deforestasi turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan turun 82 persen pada 2020," ujar Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan, Indonesia telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare sampai 2024, terluas di dunia. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara 2010-2019.

"Sektor yang semula menyumbang 60 persen emisi Indonesia, akan mencapai carbon net sink selambatnya tahun 2030," kata Jokowi.

2. Jokowi sampaikan Indonesia akan bangun kawasan industri hijau terbesar di dunia

Editorial Team

Tonton lebih seru di