Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jokowi Ingin G20 Jadi Katalisator Pemulihan Hijau

Presiden Jokowi di KTT G20, Roma, Italia (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan penanganan perubahan iklim dan lingkungan hidup, hanya bisa dilakukan dengan bekerja sama dalam tindakan nyata, bukan saling menyalahkan.

Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi saat berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) sesi II dengan topik perubahan iklim, energi dan lingkungan hidup di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu (31/10/2021).

“Indonesia ingin G20 memberikan contoh, Indonesia ingin G20 memimpin dunia, dalam bekerja sama mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan dengan tindakan nyata,” kata Jokowi.

1. Jokowi sebut G20 harus jadi katalisator pemulihan hijau dan pastikan tak ada yang tertinggal

Presiden Jokowi di KTT G20, Roma, Italia (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Lebih lanjut, Jokowi menuturkan, G20 harus menjadi katalisator pemulihan hijau dan memastikan tidak ada satu pihak pun yang tertinggal.

“Penanganan perubahan iklim harus diletakkan dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan,” ucap dia.

Bahkan, lanjut Jokowi, penanganan perubahan iklim harus bergerak maju seiring dengan penanganan berbagai tantangan global lainnya, seperti pengentasan kemiskinan dan pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs).

“Saya paham, sebagai salah satu pemilik hutan tropis terbesar di dunia, Indonesia memiliki arti strategis dalam menangani perubahan iklim. Posisi strategis tersebut kami gunakan untuk berkontribusi. Deforestasi di Indonesia dapat ditekan ke titik terendah dalam 20 tahun terakhir. Indonesia telah melakukan rehabilitasi 3 juta hektare critical land pada 2010-2019,” ucap Jokowi.

2. Jokowi targetkan Net Sink Carbon sektor lahan dan hutan pada 2030

Presiden Jokowi di KTT G20, Roma, Italia (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Selain itu, Presiden Jokowi juga menyampaikan Indonesia telah menargetkan Net Sink Carbon untuk sektor lahan dan hutan selambat-lambatnya pada 2030, dan Net Zero pada 2060 atau lebih cepat. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, kawasan Net Zero mulai dikembangkan, termasuk pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13 ribu hektare, yang menggunakan energi baru terbarukan, serta menghasilkan green product.

“Tata kelola yang baik di tingkat global untuk penerapan carbon pricing perlu segera agar sesuai dengan tujuan Persetujuan Paris, dan memberikan insentif bagi partisipasi swasta dengan memperhatikan kapabilitas dan kondisi tiap negara. Saat ini, Indonesia sedang dalam tahap akhir penyelesaian regulasi mengenai carbon pricing untuk mendukung pemenuhan komitmen target NDCs,” tutur Jokowi.

3. Jokowi ingatkan tentang pentingnya pemberdayaan negara berkembang untuk transisi energi

Presiden Jokowi di KTT G20, Roma, Italia (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Pada forum global tersebut, Jokowi juga mengingatkan tentang pentingnya pemberdayaan negara berkembang untuk melakukan transisi energi dan mendorong inovasi teknologi, guna membangun ekonomi dunia yang berkelanjutan.

“Saya ingin berikan perhatian besar terhadap teknologi-teknologi yang dapat ditawarkan negara G20, bagi negara berkembang dalam transisi energi,” ujar mantan Wali Kota Solo itu.

Jokowi berharap akan ada sebuah platform yang dapat ditawarkan melalui kemitraan global, dan dukungan pendanaan internasional bagi transisi energi.

“Kita perlu pastikan bahwa transisi ke energi baru terbarukan berjalan seiringan dengan prinsip energy security, accessibility, and affordability,” kata Jokowi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us