Ada yang menyebutkan bahwa KTT Arab Islam Amerika ditujukan untuk merangkul Trump yang sempat bersuara keras terkait Islam karena dinilai berhubungan erat dengan terorisme. Pasalnya, satu-satunya negara Barat yang diundang adalah AS.
Tak bisa dipungkiri, bahasan tentang Islam dan terorisme yang berakar dari radikalisasi agama sangat kental dalam pertemuan tingkat tinggi ini. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Jokowi pun menyebutkan tentang upaya Indonesia untuk mengatasi radikalisme.
"Selain pendekatan hard-power, Indonesia juga mengutamakan pendekatan soft-power melalui pendekatan agama dan budaya," kata Jokowi. Artinya, menurut Jokowi, senjata dan kekuatan militer saja tak akan bisa mengatasi terorisme. Maka, Indonesia berupaya untuk menyeimbangkan senjata dengan agama serta budaya.
Organisasi Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) pun wajib diikutsertakan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan radikalisme. "Kita juga melibatkan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama untuk terus mensyiarkan Islam yang damai dan toleran," ucap Jokowi.