Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pengungsi Mali di Niger (Dok. UNHCR/H.Caux)

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 36 ribu pengungsi dilaporkan memasuki wilayah Niger sejak Januari hingga April 2022. Pengungsi berasal dari negara di kawasan Sahel yakni Mali, Burkina Faso, dan Nigeria, akibat konflik komunal yang melibatkan ISIS.

Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mengaku prihatin dengan peningkatan jumlah itu. Rata-rata ada lebih dari 2.500 pendatang baru setiap minggunya.

“Saya khawatir kita akan mendapatkan arus masuk reguler ke Niger selama ada masalah di negara-negara di sekitar kita,” kata Emmanuel Gignac, Perwakilan UNHCR di Niger, yang dikutip IDN Times dalam sebuah laporan tertulis pada Rabu (4/5/2022).

1. Eskalasi konflik di wilayah Sahel mendorong arus pengungsi lebih besar

Ilustrasi ISIS, Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)

Pengungsi dari tiga negara di kawasan Sahel, yang memasuki wilayah Niger, berusaha lari dari konflik yang semakin memanas di negara masing-masing.

Di Mali, pertempuran antara Islamic State in Greater Sahara (ISGS) yang terkait ISIS dengan Movement for the Salvation of Azawad (MSA) di wilayah Menaka dan Gao tak terhindarkan dan terus terjadi.

Tidak jauh berbeda dengan Nigeria, di mana warga berusaha melarikan diri akibat aktivitas penjarahan, penyerangan, dan penculikan oleh bandit bersenjata yang semakin meningkat di negara bagian Katsina dan Sokoto, di barat laut.

Sementara, pemicu arus pengungsi di Burkina Faso adalah ketidakamanan dan ketidakstabilan politik yang terus menyebar.

2. Beberapa pengungsi terancam mengalami kelaparan

Editorial Team

Tonton lebih seru di