Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Rishi Ragunathan)

Jakarta, IDN Times - Simpanse di kebun binatang Furuviksparken melarikan diri pada Rabu (14/12/2022). Empat dari simpanse itu dengan terpaksa ditembak mati karena obat bius tidak cukup untuk melumpuhkannya. 

Kebun binatang Furuviksparken tercatat memiliki tujuh ekor simpanse. Itu juga disebut satu-satunya fasilitas penelitian primata di wilayah Nordik. Belum diketahui bagaimana para simpanse itu kabur dari kebun binatang dan penyelidikan saat ini telah dilakukan.

1. Simpanse merupakan hewan dengan klasifikasi risiko tinggi

ilustrasi (Unsplash.com/william pietermans)

Dari tujuh simpanse yang ada di kebun binatang Furuviksparken, lima di antaranya dilaporkan melarikan diri. Para penduduk di sekitar diimbau untuk menutup dan mengunci pintu serta jendela karena risiko bahaya dari simpanse yang kabur tersebut.

"Simpanse adalah hewan yang kuat dan memiliki klasifikasi risiko tinggi. Staf kami tidak diizinkan untuk bekerja dalam kontak dekat dengan mereka," kata Annika Troselius, juru bicara kebun binatang Furuviksparken, dikutip Associated Press.

Daniel Wikdahl, juru bicara polisi, juga mengatakan bahwa simpanse adalah hewan yang sangat kuat dan sama sekali tidak dapat dijinakkan. Kebun binatang akhirnya memutuskan agar menembak empat simpanse tersebut karena dinilai bahaya bagi publik.

2. Tidak cukup anestesi untuk melumpuhkan simpanse yang kabur

Pihak kebun binatang telah memangil dokter hewan di lokasi kaburnya para simpanse. Namun, menurut penjelasan Troselius, mereka tidak memiliki cukup anestesi untuk membius para primata yang kabur itu.

Dilansir The Guardian, karena hal itulah kemudian mereka memutuskan untuk memanggil penembak jitu. Troselius mengatakan bahwa seluruh situasi tragis itu akan menjadi tanggung jawab pihak kebun binatang.

Simpanse yang keempat dilaporkan terluka dalam penembakan itu lalu akhirnya meninggal. Sedangkan simpanse yang kelima, diyakini kembali ke kebun binatang atas kemauannya sendiri.

3. Mantan manajer primata sedih atas kematian simpanse

Insiden tembak mati para simpanse itu telah membuat hati Ing-Marie Persson hancur. Dia merupakan manajer primata kebun binatang tersebut selama 30 tahun dan berhenti pada tahun 2013.

Dilansir Daily Mail, para simpanse itu disebut Persson sebagai sahabatnya dan bagian dari keluarganya. Dia sangat sedih karena beberapa dari mereka ditembak mati.

Persson menjelaskan bahwa para simpanse seharusnya dibuat pingsan. Ketika simpanse kabur, maka kebun binatang harus bertanggung jawab melakukan evakuasi dan melakukan anestesi secara aman, bukan membunuhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team