Jakarta, IDN Times - Tingkat keguguran di Jalur Gaza semakin meningkat sejak Israel memberlakukan blokade bantuan pada Maret 2025. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa lebih dari 300 perempuan di Gaza telah mengalami keguguran sejak saat itu.
“Saya sudah menantikan anak ini selama 10 tahun. Tetapi saya tidak bisa melindunginya dari kelaparan," kata Masoud, yang mengalami keguguran saat kandungannya berusia 5 bulan, dilansir dari The New Arab.
Perempuan berusia 35 tahun itu diinformasikan bahwa janinnya telah berhenti bergerak beberapa hari sebelum ia tiba di rumah sakit. Malnutrisi telah melemahkan tubuhnya hingga tidak mampu lagi mengeluarkan jasad bayi tersebut.
"Dia tinggal di dalam diriku selama dua hari. Saya bukan hanya seorang ibu yang berduka. Saya adalah tubuh yang kelaparan, hancur, menunggu pertolongan yang tidak pernah datang," tambahnya.