Jakarta, IDN Times - Genosida Israel di Jalur Gaza telah menyebabkan banyak anak-anak Palestina kehilangan orang tuanya. Akibatnya, mereka terpaksa menjadi tulang punggung keluarga.
Di sebuah kios kecil di Deir al-Balah, Gaza tengah, Khaled Abu Hasira menawarkan minuman panas, seperti teh dan kopi, kepada orang-orang yang lewat. Ia bekerja dari pagi hingga sore hari untuk menafkahi ibu dan keempat adiknya sepeninggal ayahnya akibat serangan udara Israel.
“Saya berharap bisa kembali ke sekolah, bersama teman-teman saya dan berpartisipasi dalam tim pramuka yang saya cintai. Namun segalanya telah berubah sekarang,” ujar Khaled, yang masih berusia 13 tahun, kepada The New Arab.
Ibunya mengungkapkan bahwa pekerjaan Khaled adalah satu-satunya sumber pendapatan mereka. Ia menjelaskan bahwa dirinya telah menjual perhiasan emas dan cincin kawinnya untuk menghidupi anak-anaknya, namun karena uangnya hampir habis, dia tidak punya pilihan lain selain mendorong putra sulungnya tersebut untuk bekerja.
“Khaled telah menjadi jauh lebih tua dari usianya. Saya berharap dia bisa menjalani masa kecilnya, namun perang merenggut segalanya dari kami,” tambah perempuan itu.