Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UNRWA Setop Kirim Bantuan ke Gaza imbas Penjarahan Truk Bantuan

ilustrasi logo PBB (pixabay.com/Chickenonline)

Jakarta, IDN Times - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menghentikan pengiriman bantuan melalui jalur kargo utama ke Jalur Gaza pada Minggu (1/12/2024). Keputusan diambil menyusul ancaman geng bersenjata yang menjarah konvoi truk bantuan beberapa waktu lalu. Mereka menyalahkan Israel atas kegagalan hukum dan ketertiban. 

Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan rute menuju penyeberangan utama Kerem Shalom terlalu berbahaya di sisi Gaza. Dia merujuk pada insiden 16 November lalu, ketika hampir 100 truk bantuan dijarah oleh geng bersenjata.

"Kemarin kami mendapat jaminan bahwa bantuan akan baik-baik saja. Kami mencoba memindahkan lima truk dan semuanya diambil. Jadi kita telah mencapai titik di mana tidak masuk akal untuk terus mencoba memindahkan bantuan jika bantuan itu akan dijarah," ungkap direktur urusan UNRWA di Gaza, Scott Anderson, dikutip dari Associated Press.

1. Penghentian bantuan mengancam krisis kemanusiaan di Gaza

Keputusan UNRWA dapat memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, saat musim dingin yang disertai hujan mulai datang. Ratusan ribu warga Palestina berada di tenda-tenda kumuh dan bergantung pada bantuan internasional. Para ahli telah memperingatkan ancaman kelaparan di wilayah utara, dimana Israel mengisolasi hampir seluruh wilayah itu. 

Kerem Shalom adalah satu-satunya penyeberangan antara Israel dan Gaza yang dirancang untuk pengiriman kargo dan telah menjadi jalur utama bantuan sejak penyeberangan Rafah ditutup pada Mei. Pada bulan lalu, hampir dua per tiga bantuan yang masuk ke wilayah kantung Palestina itu datang melalui penyebrangan tersebut.

"Pengiriman bantuan kemanusiaan tidak boleh berbahaya atau menjadi cobaan berat. Mereka (Israel) harus memastikan bantuan mengalir ke Gaza dengan aman dan harus menahan diri dari serangan terhadap pekerja kemanusiaan," kata Lazzarini, dilansir dari BBC.

2. Israel kerja sama dengan komunitas internasional untuk tingkatkan bantuan

Badan Israel yang bertanggung jawab menyetujui bantuan ke Gaza, COGAT, akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk meningkatkan bantuan ke wilayah kantung Palestina itu melalui Kerem Shalom dan penyeberangan lainnya. UNRWA mengoordinasikan kurang dari 10 persen bantuan ke Gaza pada November.

Dalam beberapa bulan terakhir, Israel telah membuka sejumlah penyeberangan lain ke Gaza tengah dan utara menyusul tekanan internasional untuk meningkatkan aliran bantuan. Namun, Kerem Shalom tetap menjadi jalur masuk sebagian besar bantuan ke wilayah tersebut.

"Minggu lalu, lebih dari 1.000 truk yang membawa bantuan kemanusiaan dikumpulkan dari berbagai penyeberangan dan didistribusikan ke seluruh Jalur Gaza," ungkap COGAT.

Upaya gencatan senjata di Gaza terhenti karena Negara Yahudi itu menolak permintaan Hamas untuk menarik diri sepenuhnya dari wilayah tersebut. Meski demikian, Presiden Israel, Isaac Herzog, mengkui adanya negosiasi yang terjadi di balik layar terkait gencatan senjata tersebut.

3. Serangan Israel tewaskan lebih dari 40 ribu warga Palestina

ilustrasi bendera Israel (pexels.com/Oren Noam Gilor)

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 44.429 warga Palestina, di mana lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya telah membunuh lebih dari 17 ribu militan, meski tidak memberikan bukti.

Menurut pejabat kesehatan setempat, setidaknya 200 orang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza utara pada Sabtu. Genosida Negara Yahudi itu telah menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir dan membuat 90 persen dari 2,3 juta penduduk mengungsi.

"Mereka meminta bantuan, dan siapa pun yang mencoba membantu akan dibom. Sayangnya, teriakan minta tolong telah hilang. Mereka dibunuh," kata direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, Abu Safiya, mengutip CNN.

"Adegan ini sudah menjadi kejadian sehari-hari, dan tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab. Tidak ada yang bisa menghentikan pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak bersalah," sambungnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Angga Kurnia Saputra
EditorAngga Kurnia Saputra
Follow Us