Menanggapi aksi kekerasan yang dilakukan pihak keamanan Israel di perbatasan Gaza-Israel terhadap demonstran Palestina, telah menuai kecaman dari Presiden Erdogan dan dunia.
Setidaknya sudah terhitung 15 warga Palestina yang dinyatakan terbunuh dan ribuan orang terluka, ketika protes terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah Gaza dimulai.
Militer Israel menyebutkan estimasi warga Palestina yang ikut serta berjumlah 30 ribu orang. Mereka melakukan protes menjelang persiapan hari Nakba atau "malapetaka", di mana pada 15 Mei 1948 ratusan ribu warga Palestina kehilangan rumah dari tanah mereka hanya untuk melihatnya berdiri menjadi negara Israel.
Bagi Israel tanggal itu diperingati sebagai kelahiran bangsa mereka di tanah suci dan menjadi pedoman utama semangat Zionisme Israel. Menurut Hamas, protes diperkirakan akan tetap terus berlanjut sampai tanggal 15 Mei.
Melihat meningkatnya jumlah demonstran di 5 lokasi wilayah yang berbeda, membuat Israel melakukan tindakan drastis untuk membubarkannya.
Untuk membubarkan aksi protes Palestina, sangat disayangkan beberapa pasukan keamanan Israel menggunakan peluru hidup yang ditembakkan kepada warga sipil, dan menyebabkan kematian. Hal inilah yang menjadi penyebab amarah utama Presiden Turki, Tayyip Erdogan, terhadap kebijakan Israel yang di luar batas etika dan moral.