Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
sudut Kota Gaza. (unsplash.com/emad_el_bayed)

Intinya sih...

  • Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan kekurangan obat-obatan dan peralatan medis yang parah di tengah perang genosida Israel terhadap Palestina.
  • Israel menahan 45% pendapatan pajak bulanan Palestina, memperburuk krisis keuangan Otoritas Palestina (PA) yang hampir mencapai 3 miliar shekel.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Gaza memperingatkan pada Ahad (5/1/2025), telah terjadi kekurangan obat-obatan dan peralatan medis yang sangat parah di tengah perang genosida Israel terhadap wilayah Palestina tersebut.

“Stok 120 jenis obat, termasuk 20 jenis pengobatan kanker, sudah benar-benar habis di gudang kementerian,” ujar pejabat Kemenkes Wael al-Sheikh kepada saluran resmi Palestine TV, dikutip dari ANTARA, Senin (6/1).

Ia juga mengungkapkan bahwa utang kementerian hampir mencapai tiga miliar shekel (sekitar 800 juta dolar AS atau sekitar Rp12,96 triliun).

1. Krisis keuangan Otoritas Palestina makin menjadi

Ilustrasi demonstrasi menuntut kemerdekaan Palestina (commons.wikimedia/Brahim Guedich)

Perang yang terus berlangsung di Gaza, yang kini memasuki bulan ke-15, telah memperburuk krisis keuangan Otoritas Palestina (PA), terutama akibat peningkatan pemotongan pendapatan pajak oleh Israel.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menahan sekitar 45 persen pendapatan pajak bulanan, yang dikenal di Palestina dan Israel sebagai maqasa. Pendapatan ini dikumpulkan oleh pemerintah Israel atas nama PA dari impor dan ekspor Palestina, dengan Israel menerima komisi sebesar 3 persen.

Pendapatan tersebut diperkirakan mencapai sekitar 220 juta dolar AS atau sekitar Rp3,56 triliun setiap bulan dan merupakan sumber pendapatan utama bagi PA.

2. Israel bakal batasi bantuan kemanusiaan ke Gaza usai Trump dilantik

Anak-anak di Gaza saat mengungsi di sekolah-sekolah PBB. (commons.wikimedia.org/licensed under the Creative Commons Attribution-Share Alike 2.0 Generic license.)

Israel dilapokan bakal membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza usai presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilantik pada akhir bulan ini.

Salah satu pejabat Israel menyatakan upaya ini untuk memotong sumber daya Hamas. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa Hamas juga kerap menyita bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.

“Bantuan kemanusiaan tidak sampai ke tangan yang tepat. Ini adalah salah satu dari sejumlah opsi yang bakal dilaksanakan,” kata pejabat tersebut.

3. Israel diminta buka akses bantuan lebih besar

Ilustrasi korban pengepungan Beit Lahiya (Pixabay.com)

Sementara itu, sejumlah organisasi bantuan kemanusiaan terus menyerukan agar Israel membuka akses bantuan masuk ke Gaza lebih besar lagi.

UN OCHA melaporkan hanya ada 2.205 truk bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza pada Desember 2024. Jumlah ini tentu tidak cukup untuk membantu para pengungsi Palestina yang tergusur karena gempuran Israel.

Editorial Team