Jakarta, IDN Times - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi kembali memasuki babak baru setelah Presiden AS, Donald Trump, memberikan status sekutu utama non-Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) kepada Riyadh. Langkah ini diumumkan langsung dalam jamuan kenegaraan mewah di Gedung Putih pada Selasa (18/11/2025), sekaligus menjadi penanda peningkatan besar hubungan dua negara yang telah berjalan lebih dari delapan dasawarsa. Dengan penetapan ini, Arab Saudi kini sejajar dengan 19 negara lain yang lebih dulu mendapatkan akses prioritas terhadap senjata canggih buatan AS.
Pengumuman tersebut disebut Trump sebagai kejutan manis yang ia sampaikan langsung di hadapan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS). Keputusan ini tidak datang tiba-tiba karena sejumlah kepentingan ekonomi, keamanan kawasan, hingga kerja sama strategis jangka panjang menjadi landasan utama. Untuk memahami konteksnya, berikut tiga faktor kunci yang membuat Riyadh resmi menjadi sekutu non-NATO terbaru.
