7 Kontroversi Misoginis dan Seksis Donald Trump Sepanjang 2025

- Komentar “Quiet, Piggy” ke reporter Bloomberg
- Meremehkan kekerasan domestik sebagai “Lesser Crime”
- Komentar seksis ke jurnalis: “I just like to watch her talk.”
- Executive Order 14168: Pembatasan pengakuan gender
- Executive Order 14201: Pelarangan atlet transgender di olahraga wanita
- Ejekan terhadap atlet transgender dalam pidato wisuda
- Merendahkan Kamala Harris dengan sebutan “Playtoy”
- Kontroversi menunjukkan pola retorika Trump yang merendahkan perempuan dan identitas gender tertentu.
- Tahun pertama masa jabatannya kembali dipenuhi sorotan t
Jakarta, IDN Times - Donald Trump kembali jadi sorotan besar selama tahun pertama masa jabatan keduanya. Sepanjang 2025, sejumlah komentar, aksi publik, hingga kebijakan eksekutif yang ia keluarkan memicu kritik tajam dari jurnalis, kelompok advokasi perempuan, komunitas LGBTQ+, dan politisi dari berbagai kubu.
Banyak di antaranya menilai bahwa pola ucapan dan keputusan Trump memperlihatkan sikap yang merendahkan perempuan maupun identitas gender tertentu, sehingga setiap insidennya selalu memicu perdebatan luas di media. Berikut rangkuman deretan kontroversi Donald Trump paling menonjol sepanjang tahun 2025.
1. Komentar “Quiet, Piggy” ke reporter Bloomberg

Insiden ini terjadi saat sesi tanya jawab di Air Force One ketika Catherine Lucey, reporter Bloomberg, menanyakan dokumen terkait Epstein. Trump langsung memotong, menyuruhnya diam, lalu menambahkan kata “piggy.” Dilansir The Guardian, ucapan itu segera viral dan dikritik banyak jurnalis sebagai penghinaan berbasis gender yang mempermalukan perempuan di ruang publik.
2. Meremehkan kekerasan domestik sebagai “Lesser Crime”

Saat berbicara soal kejahatan di Washington, D.C., Trump menyebut insiden rumah tangga sebagai “pertengkaran kecil” dan “kejahatan yang jauh lebih ringan.” The Washington Post melaporkan bahwa organisasi perlindungan perempuan menilai pernyataan ini berbahaya karena meremehkan kekerasan domestik yang sering kali berdampak fatal bagi korban perempuan.
3. Komentar seksis ke jurnalis: “I just like to watch her talk.”

Dalam kesempatan lain, Trump memuji seorang wartawati dengan nada merendahkan, menyebut “I just like to watch her talk” sebelum menutupnya dengan “darling.” Menurut laporan Hindustan Times, komentar ini langsung diprotes komunitas media karena dianggap mengobjektifikasi jurnalis perempuan di ruang profesional.
4. Executive Order 14168: Pembatasan pengakuan gender

Perintah Eksekutif 14168, berjudul "Defending Women from Gender Ideology Extremism and Restoring Biological Truth to the Federal Government" (Membela Perempuan dari Ekstremisme Ideologi Gender dan Mengembalikan Kebenaran Biologis kepada Pemerintah Federal), adalah perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Donald Trump pada tanggal 20 Januari 2025, hari pelantikannya yang kedua sebagai presiden Amerika Serikat.
White House merilis aturan tersebut melalui EO 14168, sementara berbagai kelompok advokasi, dilansir AAUW (American Association of University Women), menyebut kebijakan ini merugikan perempuan trans dan menghapus akses administratif penting bagi kelompok gender-minoritas.
5. Executive Order 14201: Pelarangan atlet transgender di olahraga wanita

Perintah Eksekutif 14201, berjudul "Keeping Men Out of Women's Sports" (Menjauhkan Pria dari Olahraga Wanita), adalah perintah eksekutif yang ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dalam upaya untuk melarang atlet wanita transgender dari segala usia berkompetisi di tim olahraga putri dan wanita, berdasarkan definisi "pria" dan "wanita" dalam Perintah Eksekutif 14168.
Perintah eksekutif tersebut mengancam untuk mencabut dana federal dari lembaga pendidikan dasar, menengah, atau pasca-menengah mana pun yang mengizinkan anak perempuan transgender bermain di tim putri, dengan alasan bahwa mereka melanggar Judul IX.
Politico melaporkan bahwa institusi pendidikan yang tidak mematuhi aturan ini terancam kehilangan dana federal. Kebijakan tersebut memicu perdebatan luas karena dianggap mempolitisasi isu gender dan membatasi ruang kompetisi bagi transpuan.
6. Ejekan terhadap atlet transgender dalam pidato wisuda

Saat berpidato di University of Alabama, Trump meniru gerakan atlet transgender perempuan sebagai bahan lelucon. Menurut New York Post, audiens terbelah, sementara kelompok advokasi gender menyebut tindakan itu memperkuat stigma terhadap perempuan trans dan meremehkan identitas mereka di arena olahraga.
Trump mengejek sebuah kompetisi angkat beban di mana seorang gadis transgender mengalahkan seorang peserta yang diidentifikasi sebagai perempuan saat dilahirkan dengan memecahkan rekor dunia dengan selisih berat yang mencengangkan, yaitu 57 kg. Ia berpura-pura meniru reaksi gadis itu, meskipun ia mengatakan hal itu akan memancing kemarahan istrinya, Melania.
7. Merendahkan Kamala Harris dengan sebutan “Playtoy”

Dalam sebuah wawancara, Trump menggambarkan Kamala Harris sebagai sosok yang “akan diinjak pemimpin dunia” dan menyebutnya “playtoy.” Dilansir Times of India, komentar ini memicu kritik luas karena dianggap meremehkan perempuan yang memegang jabatan tinggi dan memperkuat pandangan misoginis dalam politik.
Kontroversi sepanjang 2025 menunjukkan pola berulang dalam retorika Trump yang kerap dinilai merendahkan perempuan dan identitas gender tertentu. Reaksi publik pun beragam, mulai dari kecaman aktivis hingga kritik dari komunitas internasional. Tahun pertama masa jabatannya kembali dipenuhi sorotan tajam, dengan isu misogini menjadi salah satu titik panas utama.



















