Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Palestina. (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)
Bendera Palestina. (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Bantuan Utama Palestina PBB (UNRWA) mengunjungi tiga negara Teluk minggu ini, berupaya menggalang dukungan setelah donor utama menghentikan pendanaan. Sebabnya, ada staf UNRWA yang diduga menjadi anggota Hamas dan terlibat pada serangan 7 Oktober 2023.

Sekitar 15 donor terpenting badan tersebut, termasuk Amerika Serikat (AS), telah menangguhkan pendanaan. Israel menduga 12 dari 13 ribu staf UNRWA berkolusi dengan Hamas. Pekan lalu, UNRWA memperingatkan bahwa lembaga tersebut mungkin terpaksa ditutup pada akhir Februari.

1. Telah mengunjungi Uni Emirat Arab

Ilustrasi bendera Uni Emirat Arab. (dok. pexels-suji-su-5587294)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebelumnya mengatakan, sembilan staf UNRWA yang terlibat dengan Hamas telah diberhentikan. Ada juga satu orang tewas dan dua lainnya sedang diklarifikasi identitasnya.

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa dia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan pada Senin (5/2/2024), untuk membahas pekerjaan UNRWA dalam menjaga stabilitas di kawasan dan memberikan bantuan kepada 2 juta orang di Gaza.

2. Akan kunjungi Qatar dan Kuwait juga

Bendera Palestina. (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)

Juru bicara Juliette Touma mengatakan, Lazzarini kemudian akan mengunjungi Qatar dan Kuwait akhir pekan ini.

“Kami berharap mereka yang menunda (pendanaan) akan mempertimbangkan kembali dan yang lain juga akan mengambil langkah maju,” kata dia, dilansir dari Reuters.

Kuwait dan Qatar menempati posisi ke-19 dan ke-20 dalam daftar 20 donor teratas UNRWA, masing-masing memberikan 12 juta dolar AS dan 10,5 juta dolar AS pada 2022. Uni Emirat Arab tidak termasuk dalam daftar tersebut.

3. Portugal tetap salurkan pendanaan ke UNRWA

Pemko Medan serahkan donasi Rp1 Miliar untuk warga Palestina (Dok. Diskominfo Medan)

UNRWA, yang didirikan pada 1949 setelah perang seputar berdirinya Israel, memberikan layanan pendidikan, kesehatan dan bantuan penting kepada jutaan warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah dan Lebanon. Di Gaza, mereka menyediakan perlindungan bagi sekitar satu juta orang yang baru mengungsi akibat konflik Israel-Hamas.

Meskipun beberapa negara seperti Spanyol dan donor swasta telah mengambil tindakan untuk membantu lembaga tersebut sejak krisis keuangan dimulai bulan lalu, Touma mengatakan bahwa bantuan tersebut tidak cukup untuk menutup kesenjangan yang diperkirakan berjumlah sekitar 440 juta dolar AS.

Sementara itu, Portugal tetap berkomitmen untuk menyalurkan pendanaan kepada UNRWA. Menteri Luar Negeri Portugal, Joao Gomes Cravinho, telah mengadakan pertemuan dengan Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzrini. Ia mengatakan akan menambah jumlah donasi bantuan kepada UNRWA untuk membantu warga Gaza. 

"Kerja UNRWA sangat penting. Maka dari itu, kami akan melanjutkan dukungan kepada UNRWA. Portugal akan menyediakan tambahan 1 juta euro (Rp16,9 miliar) dalam beberapa pekan ke depan sebagai donasi khusus selain total 4 juta euro (Rp67,9 miliar) pada akhir 2023," ungkapnya, dikutip EFE.

"Tambahan bantuan ini akan datang di tengah perbedaan pandangan dalam konteks beberapa negara Eropa yang mengumumkan penundaan donasi sementara kepada UNRWA," tambahnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAndi IR