Suasana memperlihatkan Ka'bah saat umat Muslim menjaga jarak sosial saat melakukan Tawaf mereka yang terakhit, memperingati berakhirnya musim Haji di tengah pandemi penyakit virus korona (COVID-19), di kota suci Mekah, Arab Saudi, Minggu (2/8/2020). Foto diambil tanggal 2 Agustus 2020 (ANTARA FOTO/Sultan Al-Masoudi)
Sayangnya, skema reformasi itu disertai dengan tindakan keras terhadap mereka yang berbeda pendapat, termasuk kepada aktivis yang memperjuangkan hak-hak perempuan.
Samar, tentara perempuan lain yang mengawasi peziarah di dekat Ka'bah, mengatakan bahwa dia didorong oleh keluarganya untuk bergabung dengan militer setelah mengampu studi psikologi.
“Ini merupakan pencapaian besar bagi kami dan merupakan kebanggaan terbesar bisa mengabdi pada agama, negara dan tamu-tamu Tuhan yang maha penyayang,” ujarnya.
Dilansir dari Arab News, musim haji pada tahun kedua pandemik COVID-19 hanya diikuti oleh 60 ribu jamaah, yang merupakan hasil seleksi dari 500 ribu orang yang mengajukan permohonan haji.
Mereka yang lolos seleksi harus memenuhi sejumlah syarat, termasuk memiliki surat pernyataan bebas COVID-19, sudah divaksinasi dengan dosis penuh, dan tidak memiliki penyakit komorbid.
Otoritas kesehatan Saudi melaporkan bahwa pelaksanaan haji tahun ini berlangsung aman dan tidak ditemukan satupun laporan jamaah terinfeksi virus corona.